Kemenkes gelar kampanye GIATKAN guna bangun kolaborasi lawan TBC

3 hours ago 1

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan menggelar kampanye Gerakan Indonesia Akhiri Tuberkulosis dengan Komitmen dan Aksi Nyata (GIATKAN) guna mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk bersama-sama menguatkan komitmen dalam upaya eliminasi penyakit menular itu.

Plt. Direktur Jenderal Penanggulangan Penyakit Kemenkes Yudhi Pramono menyebutkan, inisiatif itu tertuang dalam Surat Edaran nomor HK.02.03/C/376/2025 Tentang Peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia (HTBS) Tahun 2025. Yudhi menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dan partisipasi aktif seluruh masyarakat dalam upaya ini.

“Eliminasi TB bukan hanya tugas tenaga kesehatan, tetapi membutuhkan keterlibatan aktif seluruh elemen masyarakat. Dengan deteksi dini, pengobatan tepat, serta dukungan sosial bagi pasien, kita bisa mengakhiri TBC di Indonesia," katanya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Menurutnya, peringatan HTBS yang jatuh setiap tanggal 24 Maret menjadi momentum untuk meningkatkan pemahaman, kesadaran, dan peran serta masyarakat dalam upaya eliminasi TBC.

"Hal ini sejalan dengan Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan TBC, yang menegaskan komitmen pemerintah dalam mengakhiri TBC di Indonesia melalui pendekatan lintas sektor," ujarnya.

Baca juga: Wamenkes tinjau penanganan TB di Sleman

Sebagai bagian dari peringatan HTBS 2025, pihaknya mendorong berbagai kegiatan di tingkat nasional dan daerah, termasuk kampanye kesadaran melalui media sosial dengan tagar resmi #GIATKAN2025 #GerakanIndonesiaAkhiriTBC #KomitmendanAksiNyataTBC #YesWeCanEndTB #EliminasiTBC2030 #TOSSTBC.

Selain itu, dia menambahkan, berbagai inisiatif telah disiapkan, seperti edukasi masyarakat, mobilisasi deteksi dini TBC, serta integrasi layanan pencegahan dan pengobatan TBC dengan fasilitas kesehatan di seluruh Indonesia.

Kementerian Kesehatan menghimbau kepada seluruh jajaran kesehatan, pemerintah daerah, dan masyarakat luas untuk mengambil peran dalam eliminasi TBC melalui sejumlah cara, yakni deteksi dini TB dan penemuan kasus aktif, yang terintegrasi dengan Terapi Pencegahan TB (TPT).

"Pendampingan pengobatan pasien hingga tuntas, serta edukasi pencegahan penularan di keluarga dan masyarakat. Kolaborasi lintas sektor dengan pemerintah daerah, organisasi profesi, komunitas, dan media untuk meningkatkan kesadaran tentang bahaya TB," katanya.

Kemudian, kampanye edukasi TOSS TB (Temukan TB, Obati Sampai Sembuh) melalui media sosial, media massa, webinar, dan promosi di ruang publik, serta peningkatan peran masyarakat dalam menghilangkan stigma terhadap penderita TB.

Baca juga: Stigma negatif akan hambat keberhasilan penanganan TBC

Baca juga: Guru Besar UGM sebut akses layanan kunci eliminasi TBC-HIV 2030

Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |