ITEC, enam dekade kuatkan kolaborasi India-Indonesia

2 hours ago 1

Depok (ANTARA) - Indian Technical and Economic Cooperation (ITEC) Alumni Day, bersama Wakil Dubes India, Bijay Selvaraj, mengingatkan manfaat kerja sama Indonesia - India yang saling menguatkan.

Seperti penguatan jejaring pelatihan TI di Makassar yang dirancang oleh insinyur India, petani Boyolali yang panennya melimpah berkat irigasi cerdas, serta startup Bandung yang merambah pasar global berkat investasi dari Mumbai.

"ITEC bukan hanya akronim tapi adalah ekosistem kolaborasi yang mengubah hubungan bilateral menjadi mesin inovasi,” ujar Associate Professor Universitas Indonesia Devie Rahmawati, dalam keterangannya, Sabtu.

Dalam lima dekade terakhir, program ITEC telah melahirkan ribuan "duta pengetahuan" Indonesia-India. Ada dokter yang mengadopsi teknik bedah robotik, petugas kebencanaan yang menguasai sistem peringatan dini, hingga diplomat yang merancang kebijakan digital inklusif.

Di era dimana teknologi sering menjadi alat dominasi, ITEC justru membalik narasi: pengetahuan dibagikan tanpa syarat, krisis dijawab dengan solidaritas, dan kepercayaan dibangun melalui proyek-proyek yang membumi.

Di tengah riuh dinamika geopolitik global, hubungan Indonesia dan India terus menguat seperti dua saudara yang saling melengkapi.

Dua negara dengan populasi besar ini tak hanya terhubung oleh sejarah dan budaya, tetapi juga oleh visi bersama untuk kemajuan.

"Beberapa pilar utama yang menopang kerja sama internasional bisa menyentuh hidup masyarakat Indonesia secara langsung,” ujar Devie, yang juga Founder, Klinik Digital, yang sudah menghasilkan lebih dari 50 modul/buku literasi digital.

Bayangkan seorang pemuda asal Lombok yang kini duduk di ruang kuliah Indian Institute of Technology (IIT) di Delhi.

Atau juga seorang dokter dari Surabaya yang mempelajari teknik bedah mutakhir di Bangalore.

Ini bukan sekadar mimpi, tapi realitas yang diwujudkan melalui program Indian Technical and Economic Cooperation (ITEC) dan Indian Council for Cultural Relations (ICCR).

Program ini bukan program baru tapi sudah sejak 1964. ITEC menjadi jembatan pengetahuan yang menghubungkan India dengan negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

“Pada 2022 saja menurut ITEC Chronicle, lebih dari 100 profesional Indonesia dikirim ke India. Mereka mendapatkan pelatihan di bidang teknologi informasi, manajemen publik, hingga pertanian berkelanjutan.

"Mereka belajar di institusi bergengsi seperti Centre for Development of Advanced Computing (C-DAC) di Pune atau Indian Council of Agricultural Research (ICAR) di New Delhi. Hasilnya? Pulang dengan keahlian baru, mereka menjadi agen perubahan di tanah air,” demikian Devie, yang juga inisiator UKM Fact Checker UI.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |