Shanghai (ANTARA) - Administrasi Luar Angkasa Nasional China (China National Space Administration/CNSA) pada Kamis (24/4) mengumumkan peluang kerja sama internasional terkait misi pemulangan sampel Mars Tianwen-3, sekaligus mengundang para mitra global untuk bersama-sama memajukan eksplorasi dan penelitian Mars.
Hal itu dilakukan agar dapat memperluas pemahaman manusia mengenai planet merah itu.
Misi Tianwen-3, yang merupakan bagian penting dari program eksplorasi planet dari China, dijadwalkan diluncurkan pada sekitar 2028, menurut CNSA.
Dalam upacara peringatan Hari Antariksa China yang diselenggarakan di Shanghai, CNSA mengumumkan wahana antariksa Tianwen-3 akan mengalokasikan 20 kilogram sumber daya untuk kerja sama internasional.
Wahana antariksa Tianwen-3 terdiri dari wahana pendarat (lander), wahana pendaki (ascender), modul layanan, wahana pengorbit (orbiter), dan modul pembawa pulang, serta dilengkapi dengan enam muatan (payload) ilmiah.
Wahana pengorbit itu akan beroperasi pada orbit sirkular Mars di ketinggian sekitar 350 kilometer, dan memiliki masa tugas yang dirancang tak kurang dari lima tahun.
Modul layanan akan beroperasi pada orbit elips tinggi, melakukan eksplorasi di orbit selama sekitar dua tahun Mars dengan masa tugas yang dirancang tak kurang dari lima tahun.
Untuk misi ini, CNSA menawarkan sumber daya muatan kerja sama internasional mencakup tidak lebih dari 15 kilogram pada wahana pengorbit dan hingga 5 kilogram pada modul layanan.
Spesifikasi teknis yang terperinci tersedia di laman resmi CNSA. Dibutuhkan dua kali peluncuran untuk melaksanakan misi pemulangan sampel Mars mengingat terbatasnya kapasitas angkut roket yang ada saat ini.
Dua roket pengangkut Long March-5 akan digunakan untuk misi tersebut, urai Liu Jizhong, kepala perancang misi pemulangan sampel Mars China, dalam sebuah wawancara sebelumnya.
Tujuan ilmiah utama dari misi itu adalah untuk mencari tanda-tanda kehidupan. Subjek eksplorasi lainnya akan mencakup iklim Mars dan evolusinya, geologi Mars, dan proses internal planet itu. Pengambilan sampel dari Mars merupakan misi eksplorasi ruang angkasa yang paling menantang secara teknis sejak program Apollo, dan pengambilan semacam itu belum pernah dilakukan sebelumnya, kata Liu.
Pewarta: Xinhua
Editor: Indra Arief Pribadi
Copyright © ANTARA 2025