Cak Imin pimpin puncak Hari Santri Nasional 2025 di Barus, Sumut

6 days ago 7

Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Partai Kebangkitan Bangsa (DPP PKB) Abdul Muhaimin Iskandar alias Cak Imin akan memimpin puncak peringatan Hari Santri Nasional 2025 di titik nol peradaban Islam nusantara, yakni di Barus, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Rabu (22/10).

Ketua DPP PKB Marwan Dasopang alias Mardas mengungkapkan Cak Imin sebelum memimpin puncak acara tersebut, diagendakan terlebih dahulu berziarah ke makam salah satu ulama di Barus, yakni Syekh Mahmud.

"Sebelum apel akbar, kami bersama Gus Muhaimin (Cak Imin, red.) dan pengurus pusat PKB akan berziarah ke makam Syekh Mahmud sebagai bentuk penghormatan kepada para ulama yang menjadi perintis dakwah Islam di nusantara," ujar Mardas dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

Ia menjelaskan pemilihan Barus sebagai lokasi puncak peringatan Hari Santri Nasional 2025 karena wilayah tersebut diyakini sebagai gerbang awal masuknya Islam ke Indonesia atau sebelum berkembang di wilayah lain.

"Kami ingin mengingatkan bangsa ini bahwa dari Barus-lah Islam pertama kali bersemi di bumi nusantara. Dari tempat ini, peradaban Islam yang damai, berakhlak, dan berpadu dengan budaya lokal tumbuh menjadi kekuatan kebangsaan," jelasnya.

Baca juga: Gus Yahya: Hari Santri Nasional momentum konsolidasi persatuan bangsa

Menurut berbagai catatan sejarah, kata dia, Barus, yang dahulu dikenal dengan nama Fansur, merupakan pelabuhan kosmopolitan sejak abad ke-7 Masehi. Para pedagang dari Arab, Gujarat, dan Persia datang untuk berdagang kapur barus, sekaligus menyebarkan ajaran Islam.

Ia mengatakan salah satu tokoh penting yang dikenal sebagai ulama awal di Barus adalah Syekh Mahmud, seorang penyebar Islam yang dikenal dengan kebijaksanaan dan kedalaman spiritualnya. Adapun makam Syekh Mahmud di Barus hingga kini menjadi salah satu situs ziarah penting dalam sejarah Islam di Indonesia.

Sementara itu, ia mengatakan bahwa acara peringatan Hari Santri Nasional 2025 bukan sekadar seremonial, melainkan momentum untuk menegaskan kembali komitmen PKB dalam memperjuangkan nasib santri dan pesantren di seluruh Indonesia.

"Hari Santri Nasional adalah buah dari perjuangan panjang PKB hingga akhirnya diakui secara resmi oleh negara. Ini adalah bentuk penghormatan atas jasa besar para ulama dan santri yang telah berjuang mempertahankan kemerdekaan dan menjaga moralitas bangsa," katanya.

Oleh sebab itu, ia mengatakan PKB akan terus menjadi rumah besar bagi kalangan pesantren, sekaligus tempat memperjuangkan kebijakan yang berpihak pada pendidikan keagamaan, kemandirian ekonomi pesantren, dan kesejahteraan santri.

"Kami akan terus menjaga amanah ini. Santri bukan hanya benteng moral bangsa, melainkan juga pilar masa depan Indonesia," ujarnya.

Baca juga: Kemenag umumkan delapan agenda pokok peringatan Hari Santri

Baca juga: Peringatan Hari Santri teguhkan peran santri sebagai agen perdamaian

Pewarta: Rio Feisal
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |