Jakarta (ANTARA) - Puluhan unit bus lawas Transjakarta yang terparkir di Terminal Pulogebang, Jakarta Timur, dalam proses lelang aset oleh Badan Pengelola Aset Daerah (BPAD) Provinsi DKI Jakarta.
"Ada 44 bus Transjakarta versi lama," kata Kordinator Satuan Pelaksana (Korsatpel) Operasional dan Kemitraan Terminal Terpadu Pulogebang Hendra Kurniawan saat ditemui di Terminal Terpadu Pulogebang, Jakarta Timur, Rabu.
Lelang itu dilakukan oleh BPAD DKI Jakarta. "Asetnya memang punya Dinas Perhubungan yang melaksanakan lelang itu BPAD dan kita hanya kedapatkan tempat," katanya.
Bus-bus Transjakarta yang dilelang tersebut merupakan bagian dari upaya pemerintah daerah dalam menghapuskan aset tidak terpakai.
Selain itu, lelang bus juga berperan dalam mengoptimalkan penerimaan daerah melalui penjualan barang milik negara yang tidak lagi ekonomis untuk diperbaiki.
Baca juga: Bus lawas Transjakarta di Pulogebang menarik perhatian masyarakat
Bus Transjakarta berwarna oranye merah itu merupakan armada lama yang dititipkan di Terminal Pulogebang sejak sekitar 2023.
Lahan kosong yang tersedia membuat lokasi ini menjadi salah satu tempat penyimpanan bus sebelum proses penghapusan dan lelang dilakukan.
Proses lelang ini bukan hanya dilakukan di Terminal Pulogebang, tetapi juga tersebar di sejumlah titik lain seperti Rawabuaya dan Pulogadung.
Beberapa bus yang sudah tidak layak pakai sejak diproduksi sekitar tahun 2010-2011 itu dilelang dalam kondisi utuh.
Namun, setelah dimenangkan pihak ketiga, bus-bus tersebut kemudian dipotong-potong sesuai kebutuhan pemenang lelang.
"Setelah dilelang, kami hanya menerima surat pemberitahuan bahwa bus-bus itu sudah dimenangkan oleh pihak tertentu. Selanjutnya, apa yang dilakukan terhadap bus tersebut, sepenuhnya jadi tanggung jawab pemenang lelang," katanya.
Baca juga: Ini 11 titik pemberhentian Tranjakarta Blok M - Ancol
Pemotongan fisik bus (scrapping) dilakukan sebagai bagian dari pemanfaatan barang hasil lelang. Beberapa unit diketahui sudah mulai dipotong sejak awal bulan, meski semula ditargetkan selesai dalam waktu satu bulan.
"Sebenarnya itu sebulan, harusnya terakhir sampai akhir bulan ini. Cuma saya tidak tahu pasti infonya. Karena surat itu langsung ke kepala terminal. Mungkin sekarang belum selesai juga, harusnya sih diperpanjang," katanya.
Menurut Hendra, pemilihan Terminal Pulogebang sebagai lokasi penyimpanan bersifat teknis karena ketersediaan lahan.
Namun, mereka juga memastikan bahwa aktivitas pemotongan tidak mengganggu operasional terminal maupun jalur masuk dan keluar kendaraan.
"Kalau lebih dari 44 unit bisa saja, tapi nanti malah menutup akses keluar kendaraan. Makanya kami batasi," ujar Hendra.
Baca juga: Transjakarta tambah opsi pembayaran digital baru di aplikasi
Sebelumnya, viral diperbincangkan publik sebuah unggahan di sosial media yang menampilkan bus Transjakarta versi lawas terparkir di Terminal Pulogebang, Jakarta Timur.
Dalam unggahan tersebut, tampak satu unit bus berwarna oranye merah khas armada lama Transjakarta yang sudah jarang terlihat di jalanan ibu kota.
Tak sedikit warganet yang berharap bus tersebut bisa dijadikan bagian dari museum transportasi atau ditampilkan dalam pameran sejarah transportasi Jakarta.
Berdasarkan pantauan di lokasi, bus Transjakarta oranye merah terparkir di sisi kanan ujung dekat parkir motor pintu Timur Terminal Pulogebang.
Potongan badan bus, mulai dari bagian depan, tengah, hingga belakang, tampak terpisah dan dalam kondisi rusak.
Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.