Serang (ANTARA) - Bupati Serang Ratu Rachmatu Zakiyah menegaskan bahwa program Sekolah Rakyat merupakan solusi konkret pemerintah untuk memutus transmisi kemiskinan antargenerasi dengan memberikan akses pendidikan berkualitas bagi keluarga prasejahtera.
Pernyataan ini di sampaikan saat melepas secara resmi 19 orang pelajar asal Kabupaten Serang untuk melanjutkan pendidikan di Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 33 Tangerang Selatan, di Pendopo Bupati Serang, Provinsi Banten, Jumat.
"Pemerintah ingin memastikan bahwa kelompok tidak mampu dan rentan mendapatkan akses terhadap pendidikan yang layak untuk memutus transmisi kemiskinan," ujarnya.
Menurutnya, sekolah rakyat yang digagas Presiden Prabowo Subianto adalah visi luhur untuk memfasilitasi kebangkitan masyarakat kurang mampu.
Baca juga: Siswa SRMA 32 Lampung Selatan antusias ikut MPLS hari pertama
Program ini, lanjutnya, bertujuan mulia untuk memberikan kesempatan bagi anak-anak daerah meraih masa depan yang lebih baik dan keluar dari lingkaran kemiskinan.
"Sekolah Rakyat hadir sebagai solusi yang dirancang melalui pendekatan inklusivitas, pemberdayaan sosial, dan penguatan keterampilan,” jelasnya.
Zakiyah menambahkan program tersebut adalah wujud nyata komitmen pemerintah pusat dan daerah yang sejalan dengan amanat Asta cita ke 4 dan ke 6, yakni mengentaskan kemiskinan melalui penguatan pembangunan sumber daya manusia (SDM).
Dalam kesempatan tersebut, ia juga mengapresiasi kolaborasi Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, dan pendamping PKH yang telah memfasilitasi keberangkatan para siswa.
"Kepada anak-anakku, tunjukkan pada dunia bahwa generasi Kabupaten Serang tangguh, cerdas, dan berakhlak mulia. Manfaatkan kesempatan emas ini," pesannya kepada para pelajar.
Baca juga: Rektor UIN apresiasi komitmen Presiden tingkatkan SDM keluarga miskin
Baca juga: Kemensos terus konsolidasi pastikan kelengkapan sarpras Sekolah Rakyat
Pewarta: Desi Purnama Sari
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.