Cirebon, Jawa Barat (ANTARA) - Perum Bulog Cabang Cirebon, Jawa Barat, merampungkan penyaluran bantuan pangan beras 10 kilogram (kg) sebagai penyangga ekonomi masyarakat berpenghasilan rendah di daerah tersebut.
"Penyaluran bantuan pangan sudah kita alurkan di Cirebon, kita sudah selesai, Alhamdulillah sudah 100 persen di wilayah Cabang Cirebon," kata Kepala Perum Bulog Cirebon Ramaijon Purba ditemui di Cirebon, Rabu.
Dia menyampaikan 10.000 ton beras bantuan pangan tersebut tersalurkan kepada 494.815 penerima manfaat.
Ia menegaskan, seluruh bantuan disalurkan dengan tepat sasaran sesuai arahan pemerintah, dan pelaksanaannya selesai 100 persen per 31 Juli 2025 tanpa hambatan berarti.
Baca juga: Bulog perpanjang masa penyaluran bantuan pangan beras di Natuna
"Jadi 10.000 ton bantuan pangan untuk wilayah Cirebon sudah kita salurkan selesai per 31 Juli kemarin sesuai dengan perintah dari pemerintah," ucapnya.
Upaya Bulog itu sekaligus menunjukkan komitmen perusahaan negara dalam menjaga stabilitas pasokan pangan dan mendukung kesejahteraan warga melalui program intervensi langsung yang efektif dan menyentuh kelompok sasaran utama.
"Rampung semua. Itu semua tepat sasaran, Insya Allah, kita sudah berusaha semaksimal mungkin," tuturnya.
Direktur Utama (Dirut) Perum Bulog Mayjen TNI Ahmad Rizal Ramdhani memastikan program bantuan pangan beras 10 kilogram (kg) dan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) tidak menyentuh penerima manfaat dari kelompok masyarakat yang terlibat judi online (judol) dan kegiatan terorisme.
Baca juga: Bulog sasar 18,3 juta penerima bantuan SPHP
"Kami pastikan bagi oknum masyarakat yang terlibat judi online dan radikal terorisme tidak boleh menerima bantuan pangan ini. Itu sudah ada aturannya," ucap Mayjen TNI Ahmad Rizal usai menyalurkan bantuan pangan beras di Kabupaten Tangerang, Sabtu (2/8).
Ia mengatakan, untuk memastikan penyaluran bantuan pangan ini tepat sasaran, pihaknya telah memiliki data akurat terhadap kelompok-kelompok yang masuk dalam kategori tidak layak sebagai penerima manfaat tersebut.
Selain itu, Bulog juga telah menggunakan sistem aplikasi khusus untuk melakukan penyaluran bantuan pangan itu. Dimana, sebagai penerima, masing-masingnya akan memiliki kode (barcode) yang nantinya bisa dipindai dan data penerima dicocokkan dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP).
"Jadi bila masyarakat yang sudah memiliki barcode dan masuk data penerima manfaat itu, artinya sudah aman. Jadi sudah clear (aman)," ujar Rizal.
Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan, bantuan pangan beras disalurkan Perum Bulog sebagai penyangga ekonomi masyarakat berpenghasilan rendah.
"Sebagai bentuk kehadiran negara dalam memberikan stimulus pengungkit ekonomi bagi masyarakat, program bantuan pangan beras kembali disalurkan di 2025 ini," kata Arief di Jakarta, Selasa (15/7).
Secara nasional penerima bantuan pangan (PBP) sejumlah 18.277.083 dengan 10 kg per penerima per bulan. Dengan total alokasi 2 bulan, Juni dan Juli. Penyalurannya dilakukan secara one shoot atau 1 kali salur.
"Pemerintah upayakan akselerasi program baik ini karena ini kita membicarakan saudara-saudara kita yang paling membutuhkan," ujar Arief.
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.