Jakarta (ANTARA) - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) memproyeksikan tambahan likuiditas Rp25 triliun yang telah resmi ditempatkan pemerintah akan dapat terserap habis pada akhir 2025, seiring dengan terjaganya permintaan kredit di sektor perumahan.
Perseroan menyampaikan, pihaknya telah menyiapkan sejumlah langkah untuk mengoptimalkan penyerapan dana tersebut.
Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu melalui keterangan resmi di Jakarta, Sabtu, mengatakan langkah pemerintah cukup mengatasi kondisi persaingan yang ketat di antara bank-bank dalam memperoleh pendanaan, terutama yang berbiaya murah dalam beberapa waktu terakhir.
Dengan adanya dana segar tambahan, persaingan berpindah ke upaya bank dalam menyalurkannya menjadi kredit.
Baca juga: Ekonom: Aliran dana pemerintah ke bank dorong DPK tumbuh 10 persen
“Langkah pemerintah ini telah memindahkan persaingan di likuiditas menjadi persaingan di kredit, karena dengan adanya tambahan dana Rp25 triliun, likuiditas tidak menjadi masalah lagi bagi BTN, setidaknya dalam waktu 6 bulan. Saya perkirakan Desember (tahun ini) sudah habis terserap,” kata Nixon.
Adapun perkiraan tersebut didasarkan pada perhitungan rata-rata penyaluran kredit per bulannya di BTN mencapai sekitar Rp6-7 triliun, baik untuk melayani ekosistem perumahan yang cakupannya luas maupun kredit non-perumahan yang saat ini juga menjadi salah satu motor realisasi pembiayaan di BTN.
Sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian Keuangan telah menyalurkan dana sebesar Rp200 triliun ke lima bank milik negara, dengan alokasi untuk BTN sebesar Rp25 triliun untuk disalurkan sebagai kredit ke sektor riil sehingga dapat menggairahkan perekonomian. Dana tersebut dapat digunakan selama jangka waktu enam bulan dan dapat diperpanjang.
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Zaenal Abidin
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.