BRIN dorong masyarakat di Jatim turut aktif konservasi bunga bangkai

4 hours ago 4
Bunga bangkai memiliki potensi untuk dimanfaatkan secara berkelanjutan

Banyuwangi (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendorong masyarakat di Jawa Timur turut aktif terlibat dalam upaya konservasi bunga bangkai endemik atau rafflesia zollingeriana di wilayah itu.

"Konservasi tidak akan berhasil tanpa keterlibatan masyarakat, kami berharap melalui kegiatan itu masyarakat menjadi mengenal dan berperan aktif dalam menjaga keberadaan spesies langka ini," kata peneliti dari Pusat Riset Botani Terapan BRIN, Febrina Artauli dalam keterangannya di Banyuwangi, Jawa Timur, Senin.

Ia mengaku Pusat Riset Botani Terapan BRIN serta Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi BRIN telah menggelar kegiatan diskusi interaktif dan lokakarya di Rumah Bambu Kampung Batara, Kabupaten Banyuwangi, demi meningkatkan kesadaran masyarakat turut serta konservasi bunga bangkai itu.

Menurut Febrina, Rafflesia zollingeriana merupakan bunga bangkai langka dan termasuk flora yang dilindungi di Indonesia, dan spesies tersebut hanya ditemukan di empat lokasi di Jawa Timur yaitu di Taman Nasional Meru Betiri, (Lumajang), Watangan Jember dan Banyuwangi.

Baca juga: Dua individu raflesia Tuan-mudae mekar di Cagar Alam Maninjau

Baca juga: Agam Sumbar kembangkan potensi bunga raflesia tarik pengunjung

Febrina menceritakan, keberadaan bunga bangkai itu di Banyuwangi baru terungkap pada tahun 2021 dan populasinya diketahui tumbuh di Hutan Papring, Kecamatan Kalipuro, yang berada di bawah pengelolaan KPH Banyuwangi Utara.

"Pengenalan dan pemahaman masyarakat soal keberadaan Rafflesia zollingeriana ini sangat penting agar spesies tersebut dapat dilihat oleh generasi penerus," ujarnya.

Dalam kegiatan itu, kata Febrina, dilakukan pemaparan pengenalan Rafflesia zollingeriana, diskusi interaktif, pemutaran video animasi edukatif tentang Rafflesia dan pelatihan lapangan (field trip) ke habitat alami Rafflesia zollingeriana untuk pengamatan langsung dan pengenalan morfologi tanaman beserta inangnya.

"Selain itu ada pula pelatihan pembuatan suvenir bertema Rafflesia zollingeriana, yang bertujuan untuk mendorong kreativitas sekaligus menanamkan nilai budaya dan konservasi kepada masyarakat," kata Febrina.

Baca juga: Bunga rafflesia-bangkai mekar bersamaan dalam satu hamparan di Agam

Baca juga: Titik baru sebaran Rafflesia ditemukan di Agam dengan mekar sempurna

Ia menyampaikan, keberadaan rafflesia zollingeriana dapat dimanfaatkan masyarakat setempat untuk menghadirkan pengalaman ekowisata kepada para wisatawan yang datang.

"Bunga bangkai memiliki potensi untuk dimanfaatkan secara berkelanjutan, misalnya melalui pengembangan ekowisata yang edukatif dan berbasis prinsip keberlanjutan, kami ingin adanya kolaborasi yang berkelanjutan antara peneliti, masyarakat, dan pemangku kebijakan dalam menjaga kelestarian Rafflesia zollingeriana," katanya.

Sementara itu, penggiat konservasi Rafflesia dari Bengkulu, Septi Andriki menyampaikan di Bengkulu Rafflesia arnoldii menarik perhatian wisatawan mancanegara seperti dari Rusia, Inggris dan China.

"Wisata minat khusus seperti ekowisata rafflesia tidak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga memberikan edukasi tentang pentingnya konservasi spesies langka, ekosistemnya, serta memperkenalkan budaya lokal kepada para pengunjung," katanya.

Pendekatan edukatif kepada masyarakat oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menjadi langkah awal dalam membangun kesadaran, meningkatkan kepedulian dan mendorong aksi kolektif dalam upaya konservasi jangka panjang, khususnya untuk spesies endemik yang keberadaannya semakin terancam.

Baca juga: Bunga bangkai setinggi 2,62 meter mekar di habitat rafflesia Agam

Baca juga: Momen langka, Bunga Bangkai mekar pertama kali di Kebun Raya Purwodadi

Baca juga: BRIN kaji upaya konservasi bunga Rafflesia di luar kawasan lindung

Pewarta: Novi Husdinariyanto
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |