Lumajang, Jawa Timur (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang menyebutkan seorang pendaki M. Aldy Laksmana (16), siswa kelas XI SMK Negeri Tekung yang melakukan pendakian di Gunung Lemongan, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur ditemukan selamat setelah 18 jam dikabarkan hilang karena tersesat.
"Aldy ditemukan dalam keadaan lemas di sisi jurang sekitar 1 kilometer dari jalur utama," kata Petugas Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops) BPBD Lumajang Dwi Nurcahyo dalam keterangan tertulis yang diterima di kabupaten setempat, Rabu.
Korban dilaporkan hilang saat melakukan pendakian pulang-pergi dalam sehari di Gunung Lemongan bersama dua rekannya, Hakiki Fano Ramadhan (SMKN 2 Lumajang) dan M. Johan (SMP Ibnusina) tanpa pendampingan orang dewasa pada Minggu (13/7).
Setelah berhasil mencapai puncak, Aldy dilaporkan linglung dan tiba-tiba berlari kembali ke arah atas saat dalam perjalanan turun, kemudian teman-temannya hanya menemukan tas dan jaket miliknya, lalu melapor ke petugas pos pendakian sekitar pukul 14:00 WIB.
Baca juga: SAR gabungan evakuasi pendaki cedera kaki di Gunung Klabat
"Tim gabungan dari TRC BPBD, Tagana Dinsos P3A, babinsa, dan relawan lainnya langsung menyusun pencarian. Evakuasi baru dilakukan pada Senin (14/7) pagi karena medan gelap dan minim penerangan," tuturnya.
Pencarian juga dibantu laporan seorang pendaki yang mendengar suara teriakan manusia, sehingga tim melakukan pencarian hingga menemukan korban dalam kondisi lemas di sisi jurang sekitar 1 kilometer dari jalur utama.
"Evakuasi dilakukan secara manual dan korban langsung dibawa ke Pos Laskar Hijau untuk pemeriksaan medis oleh PSC 119. Setelah dinyatakan stabil, ia dipulangkan kepada keluarganya," katanya.
Baca juga: Tim SAR gabungan dikerahkan evakuasi pendaki asal Swiss di Rinjani
Atas insiden itu, BPBD Lumajang menegaskan pentingnya edukasi keselamatan bagi pelajar dan pendaki pemula yang hendak melakukan pendakian ke gunung.
"Meskipun terlihat mudah, namun pendakian tetap menyimpan banyak potensi bahaya. Anak-anak dan remaja perlu dibekali pengetahuan dasar pendakian, termasuk navigasi, etika alam, dan pemahaman terhadap risiko tersesat, dehidrasi, maupun panik," ujarnya.
Dwi menjelaskan BPBD Lumajang akan berkoordinasi dengan sekolah, perangkat desa, dan pengelola wisata agar setiap pendakian pelajar wajib terdaftar dan mendapat briefing keselamatan. Hal itu bukan untuk membatasi, tetapi demi mencegah kejadian yang bisa membahayakan nyawa.
"Dari kejadian ini, BPBD berharap masyarakat tidak hanya melihat sisi dramatisnya, tetapi mengambil pelajaran berharga bahwa keselamatan adalah tanggung jawab bersama, dan edukasi adalah alat pencegah paling kuat dalam aktivitas alam terbuka," katanya.
Baca juga: Jangan nekat, ini 8 bahaya fatal jika naik gunung tanpa persiapan
Baca juga: Wisatawan asal Swiss dilaporkan terjatuh di Gunung Rinjani
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.