BPBD Buleleng tambah perangkat peringatan dini gempa dan tsunami 

1 month ago 17
Salah satu yang terbaru adalah penggunaan Warning Receiver System (WRS) yang telah terpasang di kantor kami serta rencana pemasangan tambahan sirene Bali Tsunami Early Warning System (BTEWS) ...

Buleleng, Bali (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Buleleng, Bali, menambah perangkat teknologi peringatan dini kesiapsiagaan terhadap bencana gempa bumi dan tsunami.

"Salah satu yang terbaru adalah penggunaan Warning Receiver System (WRS) yang telah terpasang di kantor kami serta rencana pemasangan tambahan sirene Bali Tsunami Early Warning System (BTEWS) portabel di enam desa pesisir rawan bencana," kata Kepala Pelaksana BPBD Buleleng Putu Ariadi Pribadi di Singaraja, Selasa.

Ia menjelaskan WRS merupakan perangkat milik BMKG Bali yang tersedia di kabupaten ujung utara Pulau Dewata tersebut dan berperan sangat penting terkait kesiapsiagaan bencana.

“Alat ini sangat penting karena memberikan informasi secara langsung tentang gempa yang terjadi di seluruh wilayah Indonesia, termasuk koordinat, kekuatan, dan waktu kejadiannya," ujarnya.

Jika gempa terjadi di wilayah Bali atau berpotensi tsunami, kata dia, maka informasi akan diteruskan secara cepat oleh BPBD Bali ke sistem sirene tsunami yang berada di Seririt.

Baca juga: BMKG perkuat sistem peringatan dini tsunami seismik dan nonseismik

Ariadi menjelaskan WRS terhubung langsung ke perangkat pranala BMKG dan data yang diterima akan menjadi dasar BPBD Bali untuk mengaktifkan sirene peringatan dini.

“Ketika ada potensi tsunami, Pusdalops provinsi akan menekan tombol dan sirene di Seririt akan berbunyi secara otomatis. Ini sangat krusial dalam memberi waktu evakuasi kepada masyarakat,” tambah Ariadi.

Lebih lanjut para pihak berencana menambah perangkat sirene tsunami portabel di enam desa rawan tsunami di Buleleng. Enam desa tersebut tersebar di tiga kecamatan, yaitu di Desa Banjar Kecamatan Banjar, Desa Patas Kecamatan Gerokgak, Desa Tangguwisia, Lokapaksa, Banjarasem, dan Kalisada di Kecamatan Seririt.

“Wilayah Seririt menjadi prioritas karena berdasarkan catatan sejarah, pernah terjadi gempa besar pada tahun 1976 yang menelan banyak korban. Selain itu komunitas Tsunami Ready di Seririt juga sudah terbentuk dan diakui UNESCO, yang menunjukkan kesiapan masyarakatnya,” kata Ariadi.

Ariadi melanjutkan masyarakat dan komunitas yang terdata akan mendapatkan pelatihan dan edukasi dari BMKG, termasuk pemasangan rambu evakuasi, peta rawan bencana, dan penunjukan titik kumpul.

Baca juga: Kesiapsiagaan bencana tsunami dari Desa Pengastulan Bali

Pemasangan sirene BTEWS portabel menjadi penguat kesiapsiagaan karena dapat dioperasikan dengan jaringan GSM dan dilengkapi baterai cadangan serta pesan peringatan.

Pihaknya pun menilai peningkatan edukasi dan latihan rutin bagi masyarakat sangat diperlukan agar tidak terjadi kepanikan saat bencana datang. “Kepanikan justru yang sering memicu jatuhnya korban. Karena itu, kami terus mendorong edukasi, simulasi, dan pembentukan kader siaga di masyarakat,” ucapnya.

Selain itu dalam upaya memperkuat mitigasi bencana, BPBD Buleleng juga telah memasang sejumlah peralatan deteksi dan monitoring gempa serta tsunami di beberapa desa yang memiliki potensi bencana tinggi.

Beberapa perangkat yang telah dipasang antara lain seismometer, intensitymeter, dan realshake. Pemasangan alat-alat ini diharapkan dapat meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dan pemerintah daerah dalam menghadapi potensi bencana alam, khususnya gempa bumi dan tsunami.

Baca juga: BBMKG Bali bakal jadi serep Jakarta untuk peringatan dini tsunami

Pewarta: IMBA Purnomo/Rolandus Nampu
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |