Batam (ANTARA) - Badan Pengusahaan (BP) Batam, Kepulauan Riau (Kepri) memperkuat perlindungan ekosistem investasi di kota itu dan berkomitmen untuk melawan premanisme dengan inovasi layanan pengaduan dashboard Investasi BP Batam.
Deputi Bidang Investasi dan Pengusahaan BP Batam Fary Djemy Francis menegaskan keseriusannya dalam menciptakan iklim usaha yang aman dan berdaya saing di Kota Batam.
“Batam adalah tempat investasi unggulan. Kita tidak bisa biarkan satu-dua oknum merusak iklim usaha dengan premanisme atau tekanan yang tidak berdasar. Negara hadir untuk melindungi pelaku usaha yang ingin berinvestasi secara sah dan produktif,” ujar Fary Djemy Francis saat dikonfirmasi di Batam, Kamis.
Baca juga: Batam alokasikan Rp27 miliar untuk premi asuransi kesehatan warga
Ia menyampaikan hal tersebut saat melakukan kunjungan resmi ke PT Profab Indonesia di Kota Batam.
Dalam kunjungan tersebut, Fary menekankan bahwa BP Batam tidak akan memberikan ruang terhadap tindakan-tindakan yang dapat mengganggu dunia usaha, terutama pemerasan dan intimidasi yang dilakukan oleh oknum dengan mengatasnamakan organisasi masyarakat maupun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
Kehadiran BP Batam ke perusahaan manufaktur berbasis minyak dan gas itu didampingi oleh sejumlah pemangku kepentingan, seperti Polres Barelang Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Batam, Pemerintah Kota Batam, serta Karang Taruna Kota Batam.
Baca juga: Batam buka rute penerbangan langsung ke Tanah Suci
Kolaborasi ini merupakan wujud sinergi untuk menjaga kepercayaan investor dan memastikan dunia usaha tetap dalam jalur yang kondusif.
Pihak manajemen PT Profab dalam pertemuan itu menyampaikan keprihatinan atas adanya tekanan dari pihak eksternal, meskipun perusahaan telah menjalankan tanggung jawab sosialnya, termasuk membuka kesempatan kerja untuk warga lokal dan mendukung program magang serta Corporate Social Responsibility (CSR).
Pewarta: Amandine Nadja
Editor: Zaenal Abidin
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.