BMKG pasang alat peringatan dini di Mentawai antisipasi megathrust

2 hours ago 1

Padang (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memasang sejumlah sistem monitoring lindu dan peringatan dini tsunami di Selat Sunda dan Mentawai untuk mengantisipasi dampak patahan zona megathrust.

"BMKG memasang sejumlah peralatan di Selat Sunda dan Mentawai dalam rangka mengantisipasi megathrust," kata Pengamat Meteorologi dan Geofisika Madya Penanggungjawab Data Gempa Bumi dan Tsunami, Direktorat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Pepen Supendi di Padang, Sumatera Barat (Sumbar), Sabtu.

Baca juga: BMKG soroti pencurian alat monitoring gempa-tsunami di Sulsel

Hal tersebut disampaikan Pepen Supendi pada workshop kebencanaan bertajuk Megathrust Disaster Risk Assessment in Indonesia, atau asesmen pengurangan risiko bencana megathrust di Indonesia yang diselenggarakan Universitas Andalas.

Di Selat Sunda, BMKG telah memasang 17 sensor gempa untuk kecepatan informasi gempa. Kemudian, 22 sensor muka laut yang berfungsi sebagai konfirmasi kejadian tsunami, dua unit automatic weather system dan dua radar maritim.

Selanjutnya, 15 alat penerima peringatan dini tsunami generasi terkini (WRS) hingga sembilan kali kegiatan edukasi mitigasi tsunami sekolah lapang gempa dan tsunami.

Sementara, untuk mengantisipasi potensi zona megathrust Mentawai Siberut, BMKG memasang beberapa alat di Provinsi Sumatera Barat, yakni 33 sensor gempa untuk kecepatan informasi gempa, enam sensor muka laut dan lima sirene tsunami untuk perintah evakuasi.

Selain itu, BMKG juga memasang 22 alat penerima peringatan dini tsunami generasi terkini, serta melakukan enam kali edukasi mitigasi tsunami dalam sekolah lapang gempa dan tsunami.

Dalam paparannya, Pepen mengulas sejumlah kejadian gempa besar dan tsunami yang pernah terjadi di Ranah Minang.

Baca juga: BMKG: Pendeteksian tsunami RI belum lengkap tanpa sensor bawah laut

Baca juga: BMKG pasang alat peringatan dini tsunami di Mukomuko

Pertama, tsunami Sumbar pada 10 Februari 1797, tsunami Sumatera 24 November 1833, tsunami Air Bangis 1861, tsunami Inderapura 1861, tsunami Air Bangis 1885, tsunami Simeulue 1907, dan tsunami Mentawai pada 2010.

Dari seluruh rangkaian kejadian lindu dan tsunami tersebut, setidaknya tercatat 2.200 orang meninggal dunia. Khusus tsunami yang terjadi di Air Bangis, Kabupaten Pasaman Barat pada 1861, sebanyak 700 orang dilaporkan meninggal dunia.

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |