Bandarlampung (ANTARA) - Badan Gizi Nasional (BGN) menyebutkan pemenuhan gizi seimbang menjadi fondasi utama dalam pencegahan stunting dan memastikan tumbuh kembang anak berlangsung secara optimal.
"Pemenuhan gizi kepada masyarakat menjadi langkah nyata pemerintah dalam melakukan penekanan terhadap tingginya kasus stunting dan malnutrisi di Indonesia," kata Perwakilan Badan Gizi Nasional (BGN) Sukina, dalam keterangan yang diterima di Bandarlampung, Selasa.
Dia mengatakan dengan memenuhi kebutuhan gizi secara rutin dan seimbang, program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi langkah nyata dalam mencegah stunting dan sekaligus bagian dari strategi jangka panjang menuju terwujudnya Generasi Indonesia Emas 2045 yang sehat dan cerdas.
"Program MBG diharapkan menjadi kebijakan tepat pemerintah dalam menekan permasalahan tersebut," kata dia.
Baca juga: Menkes ajak BGN bantu penuhi gizi ibu hamil guna tekan angka stunting
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi XII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Putri Zulkifli Hasan mengatakan MBG dipandang sebagai langkah strategis sekaligus investasi jangka panjang untuk menciptakan anak-anak yang sehat, cerdas, dan tangguh dalam menghadapi tantangan masa depan.
"Program ini bukan hanya tentang makanan, tetapi tentang membangun kualitas sumber daya manusia Indonesia sejak dari bangku sekolah," kata dia.
Menurutnya program MBG merupakan wujud nyata kepedulian pemerintah terhadap masa depan generasi penerus bangsa.
“Pemenuhan gizi seimbang sejak usia dini sangat penting dalam mencegah stunting dan memastikan tumbuh kembang anak berlangsung secara optimal. Gizi yang baik tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik, tetapi juga perkembangan kognitif dan emosional anak,” kata dia.
Baca juga: Menkeu Sri Mulyani sebut realisasi anggaran MBG capai Rp5 triliun
Baca juga: Menko AHY: Sertifikasi halal bagian penting dari jaminan mutu MBG
Pewarta: Dian Hadiyatna
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
