Jakarta (ANTARA) - Penulis sekaligus kreator konten Raditya Dika memiliki kiat tersendiri dalam mendekati generasi muda atau yang dikenal dengan Gen Z.
Dalam acara diskusi Grab Generasi Campus 2025 di Jakarta, pada Selasa, Raditya menekankan pentingnya sudut pandang terbuka saat berinteraksi dengan generasi muda.
"Mungkin dari kantor sering ketemu anak-anak Gen Z, hati-hati jangan sampai kita terlalu curiga juga dengan generasi muda, karena generasi yang di atas terkadang merasa yang paling berat dan susah," kata Raditya Dika.
Raditya menyampaikan bahwa berinteraksi dengan generasi muda justru bisa menjadi peluang bagi generasi sebelumnya untuk belajar hal-hal baru, seperti dalam menyampaikan kritik hingga hal yang tidak terlalu penting misalnya pemakaian kata gaul dalam percakapan. Menurut dia, dalam terhubung dengan lintas generasi adalah merayakan perbedaannya bukan menyamaratakan.
"Jadi artinya adalah justru kita merayakan perbedaan itu, perbedaan pola pikir, perbedaan cara didik, perbedaan cara mengolah informasi. 'Bukan misalnya di kantor itu menjadikannya disamaratakan kalau paham dong cara mainnya kayak gini, enggak'," tutur Radit.
Baca juga: Gen Z perlu bangun kerangka berpikir kuat hadapi derasnya informasi
Sementara, aktor Nicholas Saputra menekankan pentingnya kolaborasi dalam terhubung dengan lintas generasi. Menurut aktor kelahiran 1984 itu, setiap generasi hidup dalam konteks peristiwa dan pengalaman dunia yang berbeda sehingga perlu dijembatani.
"Paling penting adalah bagaimana bisa berkolaborasi, karena satu generasi itu sendiri dia selalu hidup dengan generasi yang di bawahnya dan di atasnya supaya menciptakan sebuah sociality yang jauh karena enggak mungkin kalau kita tidak bekerja sama," kata Nicholas.
Nicholas menambahkan bahwa jembatan kolaborasi antargenerasi bisa dibangun dengan dasar keinginan untuk memahami satu sama lain dengan pendekatan empati dan keterbukaan.
Dia mencontohkan seperti belajar bagaimana berpikir kreatif, di mana bukan hanya sebuah kreativitas yang terbatas, namun butuh struktur dan critical thinking yang bukan kritis mengkritik.
"Critical thinking itu termasuk adalah juga mengkritik diri kita sendiri, karena ini adalah sebuah proses, sebuah proses pemikiran itu dibutuhkan dengan kreativitas," imbuh dia.
Baca juga: Bekal Nicholas Saputra untuk tampil di film musikal "Siapa Dia"
Pewarta: Sri Dewi Larasati
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.