Bappenas targetkan Indeks Ketahanan Pangan naik jadi 82 pada 2029

4 hours ago 2
Saat ini Indeks Ketahanan Pangan nasional berada pada angka 73,2 dan ditargetkan meningkat menjadi 82 pada tahun 2029

Jakarta (ANTARA) - Staf Ahli Bidang Pemerataan Pembangunan Regional Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Tri Dewi Virgiyanti menyatakan pemerintah menargetkan peningkatan Indeks Ketahanan Pangan nasional dari 73,2 menjadi 82 dalam empat tahun mendatang.

“Saat ini Indeks Ketahanan Pangan nasional berada pada angka 73,2 dan ditargetkan meningkat menjadi 82 pada tahun 2029,” ujar Tri Dewi Virgiyanti dalam Sustainable Development Annual Conference (SAC) 2025 di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan peningkatan indeks tersebut merupakan bagian dari agenda transformasi sistem pangan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029, yang menekankan pada penguatan pangan lokal, kemandirian pangan nasional, serta keberlanjutan sistem pangan berbasis eco-region (kawasan ekologi).

Ia menyampaikan bahwa ketahanan pangan merupakan salah satu indikator penting dalam pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs).

Tri menuturkan pemerintah memiliki sejumlah strategi untuk mencapai target peningkatan indeks tersebut melalui penguatan pangan lokal, peningkatan produktivitas pertanian dan perikanan, serta efisiensi tata kelola sistem pangan.

Pemerintah juga mendorong transformasi pangan berkelanjutan dengan melibatkan kolaborasi berbagai pihak antara pemerintah daerah, dunia usaha, akademisi dan masyarakat.

Ia pun menekankan pentingnya diversifikasi pangan untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor dan konsumsi beras.

“Tantangan yang masih kita hadapi adalah kita punya ketergantungan yang sangat besar terhadap impor (beras), kemudian juga ada konsumsi padi-padian yang masih berlebih, serta menurunnya konsumsi umbi-umbian atau pangan lokal,” ucap Tri.

Ia menyatakan Indonesia memiliki potensi besar dalam sumber pangan berbasis laut (blue food) yang tidak hanya kaya protein dan mikronutrien, tapi juga berperan penting dalam menggerakkan ekonomi biru.

“Indonesia menempati posisi penting sebagai produsen dan konsumen utama pangan laut global, dengan konsumsi mencapai 44 kilogram (kg) per kapita, (sama dengan) dua kali lipat rata-rata (konsumsi) dunia,” katanya.

Tidak hanya melalui strategi transformasi pangan berkelanjutan dan diversifikasi pangan, Tri mengatakan bahwa pemerintah juga berupaya untuk memperkuat ketahanan pangan nasional melalui penyelenggaraan program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Ia menuturkan pelaksanaan MBG secara keseluruhan menekankan prinsip ketahanan panganan nasional melalui penyediaan menu bergizi sesuai dengan preferensi konsumen lokal dan penguatan diversifikasi produk pangan berbasis sumber daya daerah.

“Program MBG sebenarnya menjadi bagian penting dari upaya kita bersama dalam membangun sistem pangan nasional yang tangguh,” imbuhnya.

Baca juga: Menteri PPN tekankan kemitraan global untuk wujudkan ketahanan pangan

Baca juga: Bappenas tegaskan kolaborasi lintas sektor wujudkan swasembada pangan

Baca juga: Bappenas: Ubi jalar layak didorong sebagai komoditas unggulan

Pewarta: Uyu Septiyati Liman
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |