Bantul bentuk kader pengawas perikanan untuk penyelamatan lingkungan

1 month ago 17
Dulu ikan wader, udang, dan ikan-ikan lokal melimpah di sungai kita. Sekarang, sudah sangat sulit ditemukan. Ini bukan lagi soal ekonomi, tetapi soal masa depan ekosistem kita

Bantul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta telah membentuk kader pengawas perikanan swadaya di masing masing kecamatan guna menggiatkan gerakan penyelamatan lingkungan hidup khususnya perairan umum yang menjadi habitat dan ekosistem ikan.

Bupati Bantul Abdul Halim Muslih pada pengarahan dalam kegiatan Pembinaan Teknis dan Pengukuhan Kader Pengawas Perikanan Swadaya di Bantul, Kamis, mengatakan pentingnya kader pengawas perikanan swadaya sebagai ujung tombak penyelamatan lingkungan di tingkat masyarakat.

"Apresiasi kepada seluruh kader pengawas yang bersedia terlibat dalam gerakan penyelamatan lingkungan. Harapannya ini menjadi tonggak awal bagi gerakan yang lebih luas dalam memperbaiki kualitas lingkungan hidup dan menjaga sumber daya alam di Bantul," katanya.

Baca juga: DKP Bantul sebut air Sungai Oya cocok untuk kembangkan ikan lokal

Bupati Bantul juga berharap para kader pengawas perikanan akan menjadi mitra strategis pemerintah daerah dalam memberikan edukasi, melakukan pengawasan, dan memelopori konservasi di lapangan.

Lebih lanjut Bupati mengatakan kondisi lingkungan hidup, khususnya perairan umum di Bantul makin memprihatinkan. Kondisi itu berdampak pada populasi ikan di sungai-sungai utama mengalami penurunan drastis akibat praktik penangkapan ikan yang merusak.

"Saya ingin tegaskan jangan ada lagi genosida ikan di sungai-sungai kita. Potas, setrum, dinamit semuanya adalah metode penghancuran massal yang membunuh seluruh ekosistem perairan. Ini berbahaya dan harus kita hentikan bersama," katanya.

Baca juga: Bantul gerakkan santri aksi bersih sungai cegah pencemaran makin buruk

Dia juga mengatakan, bahwa Bantul adalah wilayah hilir dari hampir seluruh sungai besar di DIY, termasuk Kali Oya, Opak, Code, Bedog, Winongo, dan Progo. Sungai-sungai tersebut dulunya menjadi sumber protein masyarakat dan habitat bagi beragam ikan endemik, namun tidak saat ini.

"Dulu ikan wader, udang, dan ikan-ikan lokal melimpah di sungai kita. Sekarang, sudah sangat sulit ditemukan. Ini bukan lagi soal ekonomi, tetapi soal masa depan ekosistem kita," katanya.

Oleh karena itu, Bupati Bantul juga mengajak masyarakat agar lebih bijak dalam melakukan restoking atau penebaran kembali bibit ikan di sungai.

"Disarankan agar masyarakat memilih ikan-ikan endemik lokal dan tidak menggunakan ikan predator seperti nila, yang bersifat invasif dan berpotensi mengancam keberlangsungan spesies asli," katanya.

Baca juga: Menteri LH tinjau embung Wukirsari Bantul lokasi terdampak banjir

Pewarta: Hery Sidik
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |