Bamsoet: Presiden eskalasi kemandirian dengan konsolidasi ekonomi

3 hours ago 4

Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi III DPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengatakan perkembangan Danantara menjadi bukti konsistensi Presiden Prabowo Subianto mengonsolidasikan potensi kekuatan ekonomi nasional untuk mengeskalasi kemandirian Indonesia.

Dia mengatakan di tengah perubahan tatanan dunia yang sarat ketidakpastian seperti sekarang, upaya memperkuat kemandirian bangsa menjadi keniscayaan yang membutuhkan dukungan dari semua elemen masyarakat.

‘’Forum konsolidasi Danantara layak dimaknai sebagai langkah lanjutan dari Presiden Prabowo mengonsolidasi semua potensi kekuatan ekonomi nasional, menyusul pendirian Danantara yang akan menjadi salah satu mesin penggerak dan motor pertumbuhan ekonomi nasional. Dari konsolidasi itu, tampak sangat jelas upaya Presiden untuk mengeskalasi potensi kemandirian Indonesia,’’ ujar Bamsoet di Jakarta, Kamis.

Hal itu ditegaskan Bamsoet menyikapi progres konsolidasi Danantara dan pengarahan Presiden kepada direksi BUMN (badan usaha milik negara).

Sebagaimana diketahui, presiden memberikan pengarahan itu pada forum townhall meeting Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) di JCC, Jakarta, Senin (28/4).

Dia menjelaskan, dari konsolidasi Danantara per Maret 2025, terbentuk kekuatan yang mencakup 844 BUMN bernilai 982 miliar dolar AS atau sekitar Rp 16.508 triliun (asumsi kurs Rp 16.810 per dolar AS).

Data ini patut dimaknai sebagai potensi riil dari sebagian kekuatan ekonomi nasional. Nilai potensi riil itu akan meningkat dan menjadi sangat strategis jika ditambahkan dengan nilai kandungan sumber daya alam Indonesia yang dibutuhkan pasar dunia, seperti nikel, tembaga, batu bara hingga emas.

"Ketika sebagian potensi kekuatan ekonomi nasional itu perlu diwadahkan dalam Danantara, itu adalah strategi dan kebijakan Presiden Prabowo menanggapi perubahan tatanan dunia yang ditandai dengan berlarut-larutnya ketidakpastian. Tatanan dunia praktis telah berubah, sehingga NAFTA (Perjanjian Perdagagan Bebas Amerika Utara) bubar dengan sendirinya karena Amerika Serikat (AS) menetapkan tarif impor semaunya sendiri," kata Bamsoet.

Bamsoet mengatakan perubahan tatanan tersebut berdampak pada perubahan pola dan arus dana investasi dari banyak negara. Uni Eropa misalnya, sedang ancang-ancang untuk fokus pada investasi baru untuk membangun dan memperkuat industri pertahanan.

Perubahan tatanan dunia juga menuntut Indonesia meningkatkan kemandirian di berbagai sektor dan sub-sektor ekonomi. Wajar jika Presiden Prabowo menanggapi perubahan tatanan dunia itu dengan mendirikan Danantara dan memfungsikannya sebagai badan pengelola investasi (BPI).

"Melalui konsolidasi yang berkelanjutan, Danantara diharapkan dapat memaksimalkan nilai tambah semua sumber daya alam Indonesia untuk sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat Indonesia. Dari pengelolaan semua potensi SDA itu diharapkan akan tercipta banyak lapangan kerja,’’ tutur Bamsoet.

Baca juga: Bamsoet: Persatuan dan kesatuan kunci ciptakan stabilitas politik

Baca juga: Bamsoet: Transformasi berbasis AI pendorong utama kemajuan bangsa

Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |