Jakarta (ANTARA) - Astra melalui Yayasan Pendidikan Astra Michael D. Ruslim (YPA MDR) menyelenggarakan pameran tenun karya para siswa sekolah binaan dari Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk memacu kreativitas generasi muda dalam melestarikan budaya Indonesia.
Ketua Pengurus Yayasan Astra-YPA MDR Gunawan Salim saat mengajak para awak media menyaksikan langsung pameran tenun di Menara Astra, Jakarta, Jumat, mengatakan warisan budaya seperti tenun tidak akan punah jika terus dipelajari, bahkan dapat menjadi sarana pendidikan, kreativitas, dan pemberdayaan generasi muda.
"Harapan kami, kain tenun tidak hanya menjadi sebatas tradisi, tetapi juga sebagai peluang masa depan yang dapat menginspirasi sekaligus menggerakkan ekonomi masyarakat," kata Gunawan.
Ia menjelaskan, Yayasan Astra-YPA MDR memiliki visi besar untuk mendidik sekolah-sekolah binaan dengan empat pilar, yakni akademis, karakter, seni budaya, dan kecakapan hidup.
Menenun menjadi salah satu fokus pembinaan Yayasan Astra–YPA MDR melalui pilar kecakapan hidup. Program tersebut bertujuan menumbuhkan kecintaan terhadap warisan budaya leluhur sekaligus mendorong pelestarian tradisi lokal.
Guru dan siswa sekolah binaan mendapatkan pelatihan langsung dari narasumber ahli, mencakup proses pembuatan pola, pengikatan benang, pengikatan motif, pewarnaan, hingga menenun menjadi kain. Selain tenun ikat, beberapa sekolah juga mempelajari teknik pembuatan tenun sotis.
Baca juga: Penenun Timur yang mendunia
Beberapa produk selain kain tenun juga turut dipamerkan dan dijual dalam pameran yang berlangsung selama 18-19 September 2025 itu, di antaranya tas, lanyard, kantong atau tas kecil (pouch), sepatu, bahkan sisa kain perca dari tenun dimanfaatkan untuk gelang.
Khusus pada kesempatan ini, Yayasan Astra-YPA MDR menampilkan tenun khas dari Kabupaten Sumba, Manggarai Timur, Kupang, dan Rote Ndao.
Guru pendamping lomba dari SDN Sonraen Kupang yang meraih Juara 1 Lomba Karya Kreasi Nusantara, Jouis Nieldy Otemusu, turut hadir dalam Cre(art)ive Workshop untuk berbagi pengalaman menghasilkan produk tenun dan memperkenalkan karya tenun sekolah binaan.
"Pada akhirnya, kegiatan menenun menumbuhkan sikap menghargai proses, menghormati budaya, serta menyadarkan bahwa karya indah lahir dari usaha dan doa, bukan sesuatu yang instan," ujar Jouis.
Baca juga: Desa Devisa dongkrak pendapatan penenun NTT hingga 30 persen
Baca juga: Penenun Sumba Timur butuh lahan budi daya tanaman pewarna alami
Yayasan Astra-YPA MDR juga telah membina 184 sekolah negeri yang tersebar di sembilan provinsi dan 18 kabupaten, terdiri dari 131 SD, 37 SMP, dan 16 SMA/K yang menjangkau lebih dari 2.978 guru serta 40.068 siswa (Bogor, Gunungkidul, Bantul, Lampung Selatan, Pacitan, Serang, Kupang, Rote Ndao, Kapuas, Barito Utara, Tangerang, Majalengka, Manggarai Timur, Penajam Paser Utara, Lebak, Sumba Timur, Kutai Barat, dan Seram Bagian Barat).
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.