Samarinda (ANTARA) - Angkutan sungai di Kalimantan Timur, khususnya di sepanjang aliran Mahakam, masih menjadi pilihan bagi masyarakat yang hendak mudik menjelang Lebaran Idul Fitri 1446 Hijriah/ 2025 Masehi.
"Meskipun masih dua pekan lebih menjelang Hari Raya Idul Fitri, aktivitas di Dermaga Mahakam Ulu, Samarinda, menunjukkan peningkatan, terutama dalam pengangkutan barang kebutuhan pokok," kata Kepala Bidang Keselamatan Dinas Perhubungan Kota Samarinda V Hari Prabowo usai meninjau keberangkatan kapal di Dermaga Mahakam Ulu, Samarinda, Kaltim, Kamis.
Ia menyatakan bahwa lonjakan mobilitas masyarakat ke hulu Mahakam sudah terlihat, didorong oleh kebutuhan untuk memastikan ketersediaan bahan pokok.
"Penumpang yang sebagian merupakan pedagang sudah mulai mengantisipasi agar tidak terjadi kelangkaan bahan pangan di daerah tujuan," ujar Hari.
Hari menjelaskan bahwa dua kapal telah berangkat dengan muatan yang cukup banyak, namun masih dalam batas toleransi keselamatan.
"Kami telah memeriksa kondisi kapal, termasuk ketersediaan jaket pelampung, pelampung cincin, dan alat pemadam api ringan. Semua dalam kondisi aman dan standar," tambahnya.
Berdasarkan laporan dari Dermaga Mahakam Ulu, dua kapal yang berangkat pada Kamis pagi adalah KM Karya Utama 77F dengan rute Samarinda-Melak, membawa 52 penumpang dan 16 kendaraan roda dua, serta KM Dahliya F3 dengan rute Samarinda-Long Bagun, mengangkut 14 penumpang dan 40 ton barang.
Aulia Rahman, salah seorang penumpang KM Karya Utama 77F dengan rute Samarinda-Melak, mengungkapkan alasannya memilih transportasi sungai.
"Saya memilih kapal karena perjalanannya santai dan tidak terburu-buru. Selain itu, ongkosnya juga lebih murah," katanya.
Aulia menyebutkan bahwa tiket kapal untuk rute tersebut adalah Rp180.000 per orang, di mana harga tersebut belum termasuk untuk biaya muatan kendaraan roda dua.
Aulia juga menambahkan bahwa kondisi jalan darat menuju Melak, Kutai Barat, masih kurang baik terutama jika hujan. "Jalan darat masih rusak di beberapa titik, jadi lebih nyaman naik kapal kalau ingin santai," ujarnya.
Perjalanan kapal dari Samarinda ke Melak memakan waktu sekitar 18 jam, dengan keberangkatan pagi hari dan tiba pada dini hari berikutnya.
Meskipun memakan waktu lebih lama, banyak pemudik memilih angkutan sungai karena kenyamanan dan biaya yang lebih terjangkau.
"Dibandingkan lewat darat, naik kapal tidak melelahkan," kata Aulia, yang rutin pulang kampung ke Melak menggunakan kapal.
Geliat aktivitas angkutan sungai Mahakam menunjukkan bahwa jalur sungai masih menjadi urat nadi transportasi di Kalimantan Timur, terutama menjelang hari-hari besar seperti Lebaran.
Pewarta: Ahmad Rifandi
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2025