New Delhi (ANTARA) - Direktur Jenderal Operasi Militer India, Letjen Rajiv Ghai, dan mitranya dari Pakistan, Mayjen Kashif Chaudhry, melakukan pembicaraan pada Senin (12/5) untuk membahas ketentuan perjanjian gencatan senjata, menurut laporan stasiun TV News18.
Pembicaraan itu dilakukan setelah kedua negara menyepakati gencatan senjata pada Sabtu, yang mencakup penghentian semua operasi militer melalui darat, laut, dan udara.
Mengutip sumber resmi yang mengetahui pembicaraan itu, News18 melaporkan bahwa Ghai dan Chaudhry membahas berbagai hal, termasuk pengamanan perbatasan dan garis kontrol (Line of Control) antara India dan Pakistan. Mereka juga membahas penggunaan pesawat nirawak (drone).
Namun, isi pembicaraan yang lebih lengkap belum dipublikasikan.
Dirjen Operasi Militer merupakan salah satu pejabat paling berpengaruh di Angkatan Darat (AD) India karena berada langsung di bawah Kepala Staf AD. Dia berperan penting dalam perencanaan dan pelaksanaan operasi militer, baik di dalam maupun luar negeri.
Ketegangan di antara kedua negara meningkat setelah serangan bom bunuh diri di dekat Pahalgam, Jammu dan Kashmir, pada 22 April, yang menewaskan 25 warga India dan 1 warga Nepal.
India mengaku memiliki bukti bahwa dinas intelijen Pakistan (ISI) berada di balik serangan itu, tetapi Perdana Menteri Pakistan Shahbaz Sharif membantah tuduhan tersebut.
Menanggapi serangan itu, India lalu melancarkan serangan rudal ke wilayah Pakistan pada 7 Mei, dalam operasi yang diberi nama Operasi Sindoor.
Kementerian Pertahanan India menyatakan serangan itu hanya menargetkan infrastruktur kelompok militan. Namun, Pakistan mengatakan bahwa lima permukiman diserang, yang menewaskan sedikitnya 31 orang.
Hal ini memicu eskalasi militer dan serangan lintas batas di antara kedua negara.
Pada Sabtu, kedua negara mengumumkan gencatan senjata yang mulai berlaku pukul 17.00 waktu setempat (18.30 WIB).
Sumber: Sputnik-OANA
Baca juga: Trump klaim cegah perang nuklir India-Pakistan dengan ancaman dagang
Baca juga: Gencatan senjata India-Pakistan dimulai
Penerjemah: Primayanti
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2025