Anggota DPR: "Study tour" harus berkaitan erat dengan pembelajaran

1 month ago 10

Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi X DPR RI Ledia Hanifa menekankan pelaksanaan karyawisata (study tour) harus berkaitan erat dengan pembelajaran di sekolah, sehingga bermanfaat bagi para siswa.

"Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan ketika bicara soal study tour, bukan cuma soal membebani orang tua. Memang, harus dipikirkan bagaimana caranya study tour yang dimaksud harus berkaitan erat dengan pembelajarannya," kata Ledia dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat, menanggapi aturan pelarangan study tour yang diterapkan di Provinsi Jawa Barat.

Menurut Ledia, pelarangan study tour itu harus mempertimbangkan berbagai aspek. Sebelum study tour dilarang, sebaiknya pemerintah mempertimbangkan relevansi terhadap pembelajaran dan dampaknya terhadap orang tua siswa.

Baca juga: Menimbang manfaat dan risiko "study tour"

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengeluarkan Surat Edaran Nomor 45/PK.03.03/KESRA untuk melarang kegiatan study tour bagi pelajar. Sejumlah kepala daerah di provinsi itu secara gamblang tetap mengizinkan study tour sekolah di wilayahnya.

Contohnya, Wali Kota Bandung Muhamad Farhan yang tidak melarang kegiatan karyawisata selama tidak berkaitan dengan penilaian akademik.

Kebijakan serupa juga dilakukan Wali Kota Cirebon Effendi Edo, yang mengizinkan studi tur selama ada aturan dan pengawasan ketat. Kemudian, Bupati Bandung Dadang Supriatna yang tetap memberi izin.

Menurutnya, selama kegiatan study tour mendapatkan persetujuan orang tua dan memiliki nilai edukatif, tidak seharusnya dilarang.

Menanggapi hal itu, Ledia berpandangan dalam penerapan study tour, pemerintah daerah memang sebaiknya melihat kebutuhan para murid dalam pembelajaran. Selain itu, perlu juga diperhatikan kesanggupan sekolah memenuhi kebutuhan tersebut.

"Apa yang diperlukan, juga bagaimana guru punya keterampilan untuk membuat anak bisa mengambil pelajaran dari apa-apa yang ada di sekitarnya. Tapi, tidak semua bisa dipenuhi dengan sekadar dari lingkungan itu," kata dia.

Baca juga: Pengamat: Study tour efektif sebagai metode belajar siswa

Baca juga: Anggota DPR ingatkan "study tour" harus berorientasi pendidikan

Anggota komisi di DPR yang membidangi urusan pendidikan itu menyinggung kondisi khusus bagi sekolah menengah kejuruan (SMK), yang membutuhkan kunjungan industri sebagai bagian dari kurikulum pembelajaran.

Menurut Ledia, kunjungan industri bukan hanya sekadar tambahan, melainkan juga elemen penting dalam mempersiapkan siswa SMK agar siap kerja.

"Saya baru menerima curhatan dari sejumlah guru SMK. Karena bagi SMK, kunjungan industri itu adalah bagian dari pembelajaran. Anak kan disuruh lulus SMK siap kerja, tapi kalau kunjungan dilarang, enggak pernah lihat dunia industri kayak apa," tutur Legislator asal Dapil Jawa Barat I itu.

Menurut Ledia, siswa SMK akan merasa kesulitan masuk ke dunia kerja bila tidak pernah melihat langsung industri yang dituju, yang biasanya diakomodasi melalui study tour.

Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |