Anggota DPR minta kasus diplomat muda tak berhenti di tataran teknis

2 months ago 21

Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi I DPR RI Junico Siahaan mendorong pengusutan kasus kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI Arya Daru Pangayunan dilakukan secara terbuka, menyeluruh, dan profesional agar tidak berhenti di tataran teknis belaka.

Dia berharap penegak hukum menempatkan prinsip keadilan substantif di atas prosedur formal semata.

“Kami menghormati proses penyelidikan yang sedang berjalan, namun publik juga perlu jaminan bahwa proses ini tidak akan berhenti di tataran teknis belaka. Perlu kehati-hatian, tapi juga ketegasan,” kata Nico Siahaan, sapaan karibnya, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.

Dia mendorong kerja sama lintas lembaga kepolisian, forensik, otoritas lokal, hingga Kemlu RI dilakukan secara solid, transparan, dan akuntabel, serta tak ada fakta yang ditutupi dari publik.

“Yang diperjuangkan bukan hanya keadilan bagi almarhum Arya Daru, tetapi juga rasa aman dan kepercayaan publik yang tidak boleh luntur. Negara harus hadir bukan hanya setelah kejadian, tapi juga membangun sistem yang mencegah kejadian serupa terulang," tutupnya.

Nico menekankan rasa aman adalah hak setiap warga, termasuk bagi mereka yang mengabdi sebagai bagian dari sistem diplomasi negara.

Dia juga menekankan pentingnya penguatan sistem deteksi dini dan pengamanan ruang-ruang hunian urban, mengingat kasus Arya terjadi di hunian tertutup dengan akses terbatas.

“Kita tak bisa terus menunggu tragedi demi tragedi untuk memperbaiki sistem. Pola pengamanan dan pengawasan di ruang tinggal terutama yang dihuni oleh aparatur sipil dan pejabat publik perlu diperhatikan lebih," ujarnya.

Dia lantas berkata, "Tidak semua harus diawasi ketat, tapi negara tetap wajib memastikan bahwa ruang hidup warga tidak menjadi ruang rawan."

Nico pun menyebut dedikasi Arya dalam advokasi pemberantasan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) adalah sesuatu hal yang harus dilanjutkan.

Menurut dia, komitmen Arya pada isu-isu kemanusiaan seperti TPPO adalah bentuk keberpihakan nyata terhadap nilai-nilai keadilan.

"Almarhum bukan hanya diplomat. Ia adalah pejuang kemanusiaan. Di balik tugas formalnya, Arya sebagai diplomat muda membawa empati dan keberanian untuk membela mereka yang rentan,” tuturnya.

Untuk itu, Nico berharap dedikasi Arya dalam dunia diplomasi dan advokasi kemanusiaan Indonesia di tingkat global dapat menjadi teladan, khususnya bagi generasi muda.

“Saya yakin banyak adik-adik kita, baik yang bekerja untuk negara maupun melalui saluran-saluran lainnya punya semangat sama pada misi-misi kemanusiaan. Hal-hal seperti ini yang perlu mendapat dukungan. Meski mungkin tidak banyak yang tahu, tapi apa yang mereka kerjakan sangat punya arti,” katanya.

Terakhir, dia menyampaikan pula duka cita atas meninggalnya sosok diplomat muda yang telah menorehkan perjuangan bagi kemanusiaan dan diplomasi global.

"Saya menyampaikan belasungkawdiplomata sedalam-dalamnya kepada keluarga almarhum salah satu diplomat kita, Arya Daru. Kepergiannya adalah kehilangan besar, tidak hanya bagi Kementerian Luar Negeri, tetapi juga bagi perjuangan Indonesia dalam isu kemanusiaan dan diplomasi global," ucap dia.

Sebelumnya, Polda Metro Jaya bakal bergerak cepat dan menargetkan penyelidikan kasus tewasnya diplomat muda sekaligus staf Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arya Daru Pangayunan dapat selesai dalam waktu seminggu.

"Mungkin seminggu lagi selesai, nanti ada kesimpulan. Insya Allah, mudah-mudahan seminggu lagi selesai ya," kata Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

Baca juga: Penyelidikan tewasnya diplomat Kemlu ditargetkan selesai dalam sepekan

Baca juga: Kapolri pastikan kasus tewasnya diplomat Kemlu diselidiki mendalam

Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |