Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi VI DPR RI Ahmad Labib menilai keputusan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) untuk menyuntikkan investasi hingga Rp6,67 triliun kepada PT Garuda Indonesia (Persero), sebagai langkah strategis menyelamatkan aset nasional.
"Langkah ini sebagai kebijakan strategis yang tidak hanya menyelamatkan aset negara, tetapi juga memperkuat ketahanan sektor penerbangan nasional di tengah tantangan global," kata Labib di Jakarta, Rabu.
Menurutnya suntikan modal dari Danantara bukan semata-mata bantuan keuangan, melainkan investasi terukur yang diarahkan pada revitalisasi operasional, peningkatan fleet efficiency, serta penguatan struktur keuangan Garuda Indonesia pasca restrukturisasi utang.
“Kita harus melihat Garuda sebagai flag carrier yang tidak bisa diperlakukan seperti perusahaan swasta biasa. Keberadaan Garuda menyangkut simbol negara, konektivitas antardaerah, dan kedaulatan udara nasional,” ujarnya.
Baca juga: Danantara kucurkan dana Rp6,65 triliun untuk Garuda Indonesia
Sebagai anggota Komisi VI DPR RI yang membidangi urusan perdagangan, perindustrian, investasi, dan BUMN, Labib menilai langkah Danantara sebagai bagian dari skema transformasi bisnis BUMN yang sehat dan berbasis pada pengembalian nilai investasi.
Dengan masuknya Danantara sebagai investor, kata Labib, akan ada kontrol ketat terhadap penggunaan dana, transparansi belanja modal, serta orientasi pada peningkatan load factor, yield, dan kinerja keuangan Garuda secara keseluruhan.
“Bantuan ini tidak boleh menjadi ‘bailout’ yang hilang begitu saja. Ini adalah investasi strategis negara yang harus dikawal hasilnya. Komisi VI akan meminta laporan berkala atas realisasi dan dampaknya bagi publik,” ucapnya.
Garuda Indonesia memegang peran vital dalam mendukung ekosistem pariwisata nasional, logistik udara, serta konektivitas kawasan 3T (tertinggal, terdepan, terluar).
Baca juga: Garuda Indonesia diproyeksi operasikan 120 pesawat hingga 2030
Suntikan dana dari Danantara diharapkan bisa mempercepat pembukaan rute strategis, penguatan layanan kargo, dan ekspansi rute internasional yang sebelumnya ditutup karena krisis keuangan.
Labib mengingatkan, keberhasilan penyelamatan Garuda akan membawa multiplier effect besar terhadap perekonomian nasional.
“Kita bicara soal lapangan kerja, keberlangsungan sektor aviasi, pemulihan pariwisata, hingga ketahanan logistik. Danantara melihat ini dengan kacamata strategis, bukan sekadar investasi finansial jangka pendek," bebernya.
Ia juga menilai keterlibatan Danantara mencerminkan paradigma baru dalam pengelolaan BUMN, di mana negara tidak lagi harus bergantung penuh pada penyertaan modal negara (PMN), tetapi mendorong skema pembiayaan alternatif yang berbasis pada prinsip bisnis, return on investment, dan tata kelola yang lebih agile.
Baca juga: Garuda hentikan sementara rute Jakarta-Doha demi keselamatan penumpang
“Ini yang kami dorong di DPR, BUMN tetap berorientasi pada pelayanan publik, tapi juga harus dikelola secara profesional, dengan pengawasan melekat dari lembaga keuangan negara yang punya otoritas investasi seperti Danantara," kata Labib pula,
Komisi VI DPR RI, tambahnya, menyerukan agar momentum itu dijadikan sebagai titik balik reformasi total Garuda Indonesia mulai dari efisiensi operasional, perbaikan tata kelola, penguatan SDM, hingga modernisasi armada.
“Danantara sudah menunjukkan kepercayaan. Kini saatnya manajemen Garuda membuktikan bahwa mereka mampu menjadikan investasi ini sebagai katalis perubahan, bukan sekadar penopang kelangsungan,” kata Labib.
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.