Akademisi Undiksha ciptakan pupuk dan pestisida nabati

4 hours ago 2

Buleleng, Bali (ANTARA) - Akademisi Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja, Bali menciptakan pupuk organik dan pestisida nabati berbasis bahan lokal sebagai wujud nyata pengembangan pertanian berkelanjutan.

"Inovasi ini hadir sebagai respons nyata terhadap tantangan besar yang dihadapi sektor pertanian, seperti ketergantungan pada pupuk anorganik, tingginya biaya produksi, serta kerusakan lahan akibat penggunaan bahan kimia secara berlebihan," kata Ketua Tim Inovator Prof I Wayan Karyasa di Singaraja, Kabupaten Buleleng, Selasa.

Ia mengatakan pupuk organik inovatif yang bernama L2Nano tersebut adalah hasil riset berbasis arang sekam yang diformulasikan dengan teknologi nano.

Pupuk ini dirancang untuk memperkuat batang tanaman, terutama padi, agar tidak mudah rebah saat musim hujan serta mengurangi ketergantungan petani terhadap pupuk kimia yang mahal dan merusak tanah.

“L2Nano ini menggunakan prinsip pelepasan nutrisi secara lambat dan bertahap (slow release), sehingga nutrisi tidak langsung hilang, tapi terserap optimal oleh tanaman. Ini sangat penting untuk efisiensi pemupukan dan keberlanjutan lahan,” ujar Karyasa.

Tak hanya pupuk, tim Undiksha juga mengembangkan pestisida nabati berbahan gulma yang umumnya dianggap sebagai hama pengganggu.

Dengan pendekatan inovatif, gulma diolah menjadi pestisida ramah lingkungan yang dikombinasikan dengan biostimulan, mampu membasmi hama sekaligus memperkuat daya tahan tanaman.

“Kami mengubah masalah menjadi solusi. Gulma yang biasanya merusak kini justru menjadi pelindung tanaman. Ini contoh nyata pemanfaatan potensi lokal,” ungkapnya.

Baca juga: Undiksha Singaraja dukung program Diktisaintek Berdampak

Produk ini telah diuji coba langsung di lahan petani Jagaraga. Hasilnya sangat menggembirakan. Salah satu petani, Putu Widianya, mencatat peningkatan hasil panen hingga 25 persen.

“Pertumbuhannya bagus dan buahnya lebih lebat. Biaya produksi juga turun karena saya tidak perlu beli pupuk anorganik lagi. Sangat membantu kami para petani,” katanya.

Perbekel Jagaraga Nyoman Parta melihat potensi besar dari inovasi ini sebagai langkah peningkatan ekonomi desa. Pihaknya akan memperluas uji coba produk ini dan diharapkan dapat dikembangkan menjadi sumber ekonomi desa yang dikelola melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). “Bahan bakunya sangat melimpah di desa ini,” jelasnya.

Ke depan, program ini diharapkan menjadi model kolaborasi antara perguruan tinggi dan masyarakat desa dalam pengembangan teknologi tepat guna berbasis sumber daya lokal.

Sementara itu, Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Undiksha Prof I Gusti Agung Lanang Parwata menyebut program ini sebagai implementasi nyata konsep Kampus Berdampak yang diusung Undiksha.

“Undiksha milik masyarakat, dan inovasi seperti ini adalah bukti bagaimana ilmu pengetahuan bisa langsung menjawab persoalan petani. Inilah Diktisaintek Berdampak, riset yang menyentuh akar masalah,” ujarnya.

Dengan menggabungkan keilmuan, kearifan lokal, dan teknologi, inovasi L2Nano dan pestisida nabati dari Undiksha memberikan harapan baru bagi dunia pertanian desa yang lebih mandiri, efisien, dan berkelanjutan.

Baca juga: Undiksha-Duta Bahasa Bali kerja sama pengecekan disleksia
Baca juga: Wamenpar tekankan kolaborasi wujudkan pariwisata berkelanjutan

Pewarta: IMBA Purnomo/Rolandus Nampu
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |