Agar pekerja migran tak jadi korban perdagangan orang

2 months ago 18

Kupang, NTT (ANTARA) - Balai Pelayanan Perlindungan dan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) memfasilitasi layanan orientasi pra pemberangkatan (OPP) kepada 42 calon pekerja migran Indonesia (CPMI) asal Nusa Tenggara Timur (NTT) yang akan berangkat ke Malaysia dan Singapura.

“Orientasi ini menjadi bekal edukasi agar ke-42 CPMI memiliki pemahaman yang sama supaya selama berada di negara penempatan dapat mengetahui hak dan kewajibannya demi terhindar dari risiko kerja yang merugikan,” kata Kepala BP3MI NTT Suratmi Hamida di Kupang, Kamis.

Ia mengatakan dari total 42 orang, yang bekerja di sektor informal berjumlah 35 orang dan sektor formal tujuh orang. Adapun 40 orang tujuan penempatannya adalah Malaysia, sedangkan dua orang tujuan Singapura.

Baca juga: BP3MI lepas 51 PMI NTT untuk bekerja di Malaysia

BP3MI NTT selaku instruktur OPP memberikan presentasi materi terkait perjanjian kerja sama, peraturan perundang-undangan negara tujuan, dan pengelolaan keuangan.

Selanjutnya, materi pembinaan mental kepribadian, bahaya narkoba dan pola hidup sehat, pengenalan budaya adat istiadat negara tujuan, dan bidang sejenisnya.

Selain layanan OPP, kegiatan juga mencakup perekaman E-PMI demi menunjang kelengkapan administrasi berbasis data digital yang terpadu.

Baca juga: Kemenko Polkam bentuk delapan "Demas" cegah pekerja migran ilegal

Ia juga mengingatkan kepada para CPMI yang ingin bekerja di luar negeri agar tidak mudah terpengaruh ajakan loker yang tidak resmi, tetapi harus senantiasa memeriksa legalitas informasi yang didapat secara detail dan cermat.

“Hal ini penting supaya jangan sampai menjadi korban penempatan ilegal yang akhirnya menjadi korban perdagangan orang,” kata Suratmi mewanti-wanti.

Lebih lanjut, ia berharap pemerintah daerah turut aktif menunjang pelatihan CPMI secara komprehensif, sehingga bisa memasuki pasar kerja di luar negeri dengan memenuhi sektor formal.

Baca juga: Gali potensi penempatan di Qatar, KP2MI tekankan perlunya pelindungan

“Supaya NTT jangan hanya jadi provinsi pengirim pembantu terbanyak, tapi kita harus bisa naik kelas menjadi provinsi pengirim tenaga kerja formal yang banyak dan berkualitas,” katanya.

Tercatat jumlah penempatan CPMI asal NTT sejak Januari hingga Juli 2025 telah mencapai 1.087 orang.

Baca juga: KP2MI bahas potensi penempatan pekerja migran terampil ke Qatar

Pewarta: Yoseph Boli Bataona
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |