Surabaya (ANTARA) - Sejumlah warga Kota Surabaya, Jawa Timur mengharapkan situasi di Kota Pahlawan itu segera kondusif menyusul aksi unjuk rasa yang berujung kericuhan termasuk, peristiwa pembakaran Gedung Negara Grahadi dan Markas Kepolisian Sektor (Mapolsek) Tegalsari.
Seorang warga Donorejo, Mila Refiana, berharap suasana segera kembali aman karena dampak kerusuhan turut dirasakan oleh keluarganya yang berada tidak jauh dari Mapolsek Tegalsari.
“Semoga di Surabaya segera kondusif ya. Karena kan ini juga berdampak pada anak-anak sekolah jadi libur. Terus kondisi ekonomi juga kurang jalan. Yang jualan-jualan ini semalam banyak yang libur juga karena ada kericuhan ini,” kata Mila saat ditemui di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Minggu.
Hal senada diungkapkan pedagang keliling Ngudiarto, yang menilai aksi penyampaian aspirasi seharusnya dilakukan tanpa meresahkan masyarakat, hingga menyebabkan kerusakan fasilitas umum.
Baca juga: Kapolda NTB siap tindak tegas pelaku perusakan Gedung DPRD NTB
“Kalau menurut saya sebenarnya damai saja. Tidak ada kerusuhan-kerusuhan seperti ini sehingga menyebabkan orang-orang panik semua, jadi tidak keluar rumah. Semua sebenarnya berpengaruh terhadap aktivitas berjualan kami,” ucapnya.
Kebakaran yang dipicu oleh kelompok orang tidak dikenal pada Sabtu (30/8) malam hingga dini hari, menyisakan puing-puing reruntuhan yang kemudian menjadi tontonan warga.
Pantauan ANTARA, sejumlah anggota Pramuka Jawa Timur mengimbau agar masyarakat tidak berhenti di pinggir jalan raya agar tidak mengganggu kendaraan yang melintas.
Melalui pengeras suara, pihaknya mengarahkan pengendara motor, salah satunya yang berhenti di depan Gedung Negara Grahadi agar terus melanjutkan perjalanannya.
Selain pengguna jalan, bahkan terdapat para pedagang kaki lima yang berhenti untuk menjajakan dagangannya kepada warga yang berhenti di pinggir Jalan Gubernur Suryo.
Baca juga: Amankan Jakarta, Polda Metro Jaya gelar patroli skala besar
Pewarta: Indra Setiawan/Naufal Ammar Imaduddin
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.