Wamenkomdigi sebut literasi digital kini fokus ke kemampuan praktis

7 hours ago 2

Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria mengatakan pendekatan literasi digital saat ini diarahkan untuk membentuk kemampuan praktis dan kemandirian teknologi agar semua lapisan masyarakat bisa berpartisipasi dalam ekonomi digital.

“Program literasi digital seperti yang kita kenal lima tahun lalu mungkin sudah berubah. Dulu lebih banyak berbentuk kegiatan massal, misalnya mengumpulkan ribuan orang dan memberikan ceramah singkat tentang penggunaan internet," kata Nezar dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

Dia menegaskan, kini pendekatan literasi digital itu perlu diubah karena dianggap sudah cukup pada level dasar. Menurutnya, saat ini fokusnya beralih ke meningkatkan program untuk pendalaman.

Peningkatan literasi digital kini ditujukan untuk mencetak generasi muda yang mampu menciptakan teknologi, bukan hanya menggunakannya.

“Kita tidak ingin generasi muda hanya menjadi pengguna. Mereka juga perlu memahami bagaimana membuat aplikasi dan mengembangkan teknologi,” tegasnya.

Nezar menjelaskan Kemkomdigi menyiapkan jalur pendidikan dan pelatihan digital yang lebih terarah melalui Program Digital Talent Scholarship.

Program ini memperluas kerja sama dengan perusahaan teknologi global agar talenta Indonesia memiliki keahlian yang relevan dengan kebutuhan industri.

“Melalui BPSDM dan Digital Talent Scholarship, kami memberikan beasiswa dalam dan luar negeri. Program ini kami sesuaikan dengan kebutuhan industri digital melalui pelatihan peningkatan kemampuan (upskilling) dan penyesuaian (reskilling),” ujar dia.

Baca juga: Dampingi adiksi digital anak agar aktivitasnya berdampak positif

Selain pengembangan manusia, Kemkomdigi juga memperkuat fondasi digital pemerintah. Integrasi lebih dari 27.000 aplikasi dan 2.800 ruang server daerah ke dalam Komputasi Awan Pemerintah (Government Cloud) menjadi prioritas untuk efisiensi dan keamanan data publik.

“Ada sekitar 27.000 aplikasi dan lebih dari 2.800 ruang server di berbagai daerah. Semua ini perlu disatukan di bawah Government Cloud. Kami sedang menyusun aturan mainnya agar lebih aman, termasuk memperhatikan keamanan siber dan tata kelola data, mana yang tertutup, terbatas, maupun terbuka,”paparnya.

Ia juga mencontohkan hasil konkret digitalisasi di daerah seperti Kota Sumedang yang membuat aplikasi sederhana untuk memantau asupan protein bagi ibu hamil dan balita.

"Hasilnya, angka stunting turun sekitar lima hingga enam persen,” ungkap Nezar.

Dalam hal akses koneksi, Kemkomdigi baru saja melelang frekuensi 1,4 GHz untuk layanan fixed broadband guna menyediakan internet berkecepatan tinggi dengan harga terjangkau bagi masyarakat menengah ke bawah.

“Komdigi baru saja melelang frekuensi 1,4 GHz untuk layanan fixed broadband. Kami berharap operator yang memenangi lelang dapat menyediakan internet berkecepatan 100 Mbps dengan tarif antara Rp100.000 hingga Rp150.000 per bulan,” kata Nezar.

Dia menyebutkan layanan ini menargetkan 20 juta pengguna baru dalam tiga tahun dan diharapkan membuka ruang belajar, kerja, dan usaha dari rumah dengan koneksi yang lebih stabil.

Nezar menegaskan keseimbangan tiga unsur utama dalam transformasi digital, yaitu manusia, infrastruktur, dan tata kelola data.

“Kemajuan teknologi berlangsung sangat cepat, karena itu fokus pendidikan dan literasi digital harus terus menyesuaikan agar masyarakat mampu beradaptasi dan berdaya,” pungkasnya.

Baca juga: Menekraf tekankan pentingnya literasi dan etika dalam pemanfaatan AI

Baca juga: Kemkomdigi fokuskan tiga fondasi memajukan ekonomi kreatif digital

Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |