Karawang (ANTARA) - Perum Bulog memanfaatkan aset lahan untuk memperkuat peningkatan produksi padi berkualitas dengan hasil rata-rata mencapai 7,2 ton per hektare guna mendukung ketahanan dan kemandirian pangan nasional melalui hasil panen berkualitas tinggi.
Dalam kegiatan panen padi di lahan budidaya Mitra Tani Perum Bulog di Kabuopten Karawang, Jawa Barat, Selasa, Wakil Direktur Utama Perum Bulog Marga Taufiq mengatakan, pihaknya memanfaatkan aset yang ada untuk mendukung peningkatan produksi padi yang berkualitas.
"Kami berusaha ketika kita melakukan hilirisasi, itu di hulu juga harus bagus. Maka Bulog berinisiatif menggandeng para mitra, juga dari akademisi untuk memberikan satu proses budidaya yang benar-benar bisa menghasilkan produksi yang bagus," kata Marga.
Bulog menunjukkan hasil menggembirakan. Dari lahan seluas lima hektare yang dikelola, produksi padi mencapai 7,2 ton gabah per hektare, menandakan efektivitas metode budidaya yang diterapkan.
Peningkatan hasil tersebut merupakan bagian dari strategi Bulog dalam mengembangkan model pertanian terintegrasi antara hulu dan hilir.
Melalui pendekatan itu, perusahaan tidak hanya berfokus pada pengelolaan pascapanen, tetapi juga memperkuat sektor budidaya dengan melibatkan berbagai mitra strategis.
Salah satu unit yang berperan penting dalam kegiatan ini adalah Project Management Office (PMO) Mitra Tani Bulog. Unit tersebut menjalankan kegiatan penanaman dengan pendekatan agrikultural modern yang melibatkan konsultan, akademisi dan petani lokal.
Selain itu, kemitraan dengan PT Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) juga berkontribusi dalam penerapan metode pemupukan yang tepat guna.
Kolaborasi lintas sektor ini diharapkan mampu menghasilkan produktivitas optimal sekaligus menjaga keberlanjutan sistem pertanian nasional.
Varietas padi yang ditanam dalam program ini adalah Inpari 32, salah satu jenis padi unggul dengan potensi hasil tinggi dan ketahanan terhadap berbagai kondisi lingkungan.
Bulog berencana untuk memperluas penerapan metode budidaya tersebut ke wilayah lain di dalam maupun luar Pulau Jawa.
Secara nasional, total lahan yang dikelola melalui berbagai model kemitraan mencapai sekitar 6.000 hektare. Program tersebut meliputi kolaborasi dalam Program Makmur dan sejumlah inisiatif sinergi yang melibatkan berbagai pihak untuk mendukung produktivitas petani.
Dari total lahan tersebut, sekitar 25 hektare merupakan aset milik Bulog yang dioptimalkan secara langsung untuk kegiatan pertanian produktif.
Melalui langkah ini, Bulog berharap metode dan pola kemitraan yang telah terbukti meningkatkan hasil panen dapat diterapkan lebih luas.
Wakil Direktur Utama Perum Bulog Marga Taufiq memberi keterangan kepada awak media seusai melakukan panen padi di lahan budidaya Mitra Tani Perum Bulog di Karawang, Jawa Barat, Selasa (4/11/2025). ANTARA/HariantoDirektur Pengadaan Perum Bulog Prihasto Setyanto menambahkan, pihaknya mengoptimalkan lahan BUMN pangan itu untuk kegiatan budidaya padi secara mandiri.
Langkah itu merupakan bagian dari strategi perusahaan dalam memperkuat ketahanan pangan melalui pengelolaan aset produktif dan penerapan teknologi pertanian modern.
Bulog saat ini menggarap langsung lahan seluas sekitar 25 hektare yang berstatus clear and clean. Lahan tersebut merupakan bagian dari total aset yang diperkirakan mencapai hingga 110 hektare yang telah diidentifikasi di wilayah Jawa.
Sementara sebagian aset lainnya masih dalam proses penyelesaian administrasi sebelum dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian.
Selain pengelolaan mandiri, Bulog juga menjalankan tiga pola kemitraan pertanian, yakni kemitraan sinergis yang melibatkan petani, Program Makmur bersama BUMN, serta pengelolaan langsung aset perusahaan.
Melalui model itu, perusahaan berupaya menciptakan sistem produksi yang saling menguntungkan bagi semua pihak.
Dalam kegiatan budidaya, Bulog bekerja sama dengan PT Pupuk Indonesia untuk penerapan metode pemupukan yang efektif dan tepat dosis.
Teknologi pertanian modern seperti penggunaan drone juga mulai dimanfaatkan untuk membantu proses penyebaran pupuk di lahan secara efisien dan akurat.
Penerapan teknologi tersebut terbukti mampu meningkatkan produktivitas secara signifikan. Pada musim tanam pertama, hasil panen padi hanya mencapai 4,4 ton per hektare.
Namun, setelah dilakukan perbaikan metode dan penggunaan teknologi, produksi meningkat menjadi 7,2 ton per hektare pada musim tanam kedua.
Ia menambahkan Bulog berkomitmen untuk memperluas penerapan pola pengelolaan ini ke wilayah lain di dalam dan luar Jawa. Melalui optimalisasi aset serta sinergi lintas sektor, perusahaan berharap dapat berkontribusi lebih besar terhadap peningkatan produktivitas dan kesejahteraan petani di seluruh Indonesia.
Baca juga: Bulog Sumut gencar salurkan beras SPHP jaga pasokan hingga Desember
Baca juga: Bulog Batam salurkan 24,58 persen dari target penjualan beras SPHP
Baca juga: Bulog perkuat intervensi wilayah 3TP untuk perluas akses beras SPHP
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Agus Salim
								Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































