Wamenkes tinjau penanganan TB di Sleman

1 week ago 13
Suksesnya penanganan percepatan tuberkulosis di Kalurahan Tamanmartani tidak lepas dari kolaborasi dan kontribusi dari berbagai macam sektor

Sleman (ANTARA) - Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono melakukan kunjungan kerja di Kalurahan (setingkat desa) Tamanmartani, Kapanewon (Kecamatan) Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta guna meninjau penanggulangan TB (tuberculosis) di Kabupaten Sleman, Jumat.

Pada kegiatan yang diisi dengan diskusi ini juga dihadiri Staf Ahli Bupati Sleman Anton Sujarwa, Kepala Dinas Kesehatan DIY, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Sleman, Panewu (Camat) Kalasan, Lurah Tamanmartani, serta para kader TB yang ada di Kalurahan Tamanmartani.

Baca juga: Dinkes Papua: 215 kasus tuberculosis resisten obat perlu penanganan

Dante Saksono mengatakan bahwa kunjungan ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi percepatan penanganan tuberkulosis (TB) dan mengetahui secara langsung program penanganan tuberkulosis di Kalurahan Tamanmartani.

"Model-model yang dilakukan di Kalurahan Tamanmartani akan kami ambil kemudian akan direplikasi sebagai contoh untuk kabupaten-kabupaten di seluruh Indonesia," katanya.

Menurut dia, tuberkulosis tidak bisa ditangani secara eksklusif atau sendiri oleh Kementerian Kesehatan. Suksesnya penanganan percepatan tuberkulosis di Kalurahan Tamanmartani tidak lepas dari kolaborasi dan kontribusi dari berbagai macam sektor.

"Seperti Dinas Sosial Sleman yang memberikan jaminan hidup (jadup) sebesar Rp60.000 per hari selama dua bulan, pemeriksaan 'active case finding' oleh kader, dan yang membuat saya bangga semua itu dilakukan tidak menunggu tetapi jemput bola," katanya.

Staf Ahli Bupati Sleman Bidang Pemerintahan dan Hukum Anton Sujarwa yang membacakan sambutan Bupati Sleman menyebutkan bahwa kunjungan Kementerian Kesehatan kali ini merupakan suatu kehormatan dan semakin memotivasi Kabupaten Sleman dalam mengoptimalkan penanganan tuberkulosis.

Menurut Bupati Sleman, TB masih menjadi tantangan kesehatan di Kabupaten Sleman. Estimasi kasus TB di Sleman tercatat sebanyak 2.592 kasus yang didapatkan dari pemeriksaan terhadap 13.997 orang terduga TB.

Pemkab Sleman memiliki komitmen kuat dalam rangka eliminasi TB di tahun 2030, seluruh elemen masyarakat, tenaga kesehatan,m dan pemangku kepentingan terus bersinergi dalam upaya menanggulangi TB di Kabupaten Sleman,” kutipnya.

Baca juga: Apoteker ingatkan konsumsi obat antibiotik harus sampai tuntas

Pemkab Sleman menyadari bahwa dibutuhkan upaya edukasi untuk meyakinkan warga melakukan pengobatan. Untuk itu, sejak 2023, Pemkab Sleman telah meluncurkan inovasi SIKAT TB atau Sleman Sigap Kendali Atasi TB yang menjadikan kalurahan sebagai lokus pengendalian TB untuk mengundang warga sekaligus memfasilitasi tempat penyelenggaraan.

Aksi ini melibatkan seluruh sektor, perangkat daerah, hingga mitra swasta untuk berbagi peran dalam upaya pencegahan dan pengendalian tuberculosis," sambungnya.

Pemkab Sleman berhasil meningkatkan capaian pemeriksaan warga terduga TB di Kabupaten Sleman tahun 2023 dari 112 persen menjadi 116 persen pada tahun 2024.

Selain itu, Pemkab Sleman juga memberikan bantuan bagi warga terdiagnosa TB khususnya dengan kriteria kurang mampu. Bantuan tersebut berupa program Rehab Rumah Tidak Layak Huni yang diinisiasi oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan bersama Baznas Sleman.

Kemudian dari aspek sosial ekonomi, Dinas Sosial Sleman juga memfasilitasi bantuan senilai Rp60 ribu per hari, selama dua bulan pengobatan intensif. Kebijakan ini tertuang dalam Perbup Sleman tentang Jaring Pengaman Sosial No.75 Tahun 2023.

Baca juga: Dinkes Batam intensifkan skrining wujudkan eliminasi TB 2030

Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |