Wamenduk tekankan pentingnya investasi kelola keuangan keluarga

1 month ago 15
Adaptasi dan inovasi sangat penting dilakukan termasuk dalam pengelolaan keuangan keluarga

Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Isyana Bagoes Oka menekankan pentingnya berinvestasi dalam pengelolaan keuangan keluarga.

"Kalau jaman dulu kita diajarkan menabung. Jangan-jangan kita saat ini harus lebih diajarkan investasi," kata Isyana Bagoes Oka dalam diskusi bertajuk "Edukasi Pengelolaan Keuangan Keluarga", di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Plt Kepala BKKBN titip ubah budaya kerja di Kementerian Kependudukan

Menurut dia, mengelola keuangan keluarga dengan berinvestasi penting mengingat imbal hasil dari menabung yang kecil sehingga dapat tergerus dengan laju inflasi.

Namun demikian, pihaknya meminta agar keluarga berhati-hati dalam memilih instrumen investasi yang aman dan tidak bodong.

"Kalau kita salah (dalam berinvestasi), bukannya bertambah uangnya, bisa-bisa hilang," kata Isyana Bagoes Oka.

Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN melalui Direktorat Pemberdayaan Ekonomi Keluarga mengambil langkah-langkah strategis dengan mengembangkan materi pengelolaan keuangan berbasis siklus hidup.

"Karena tidak hanya ibu-ibunya, anak-anak juga harus mulai diajarkan (pengelolaan keuangan)," kata Isyana Bagoes Oka.

Pihaknya pun menyoroti adanya sandwich generation yang terjadi karena orang tua yang tidak memahami literasi keuangan.

Baca juga: Bareskrim Polri sita aset Rp200 miliar di Bali kasus investasi bodong

"Sandwich generation bagaimana keluarga-keluarga muda saat ini harus menghidupi anak-anak, juga harus menghidupi orang tuanya yang tidak memiliki literasi keuangan pada jaman dahulunya sehingga akhirnya harus bergantung pada anak-anaknya," kata Isyana Bagoes Oka.

Dia menyampaikan bahwa perkembangan teknologi saat ini membawa perubahan dalam kehidupan, termasuk dalam pengelolaan keuangan karena ada opsi-opsi jasa keuangan digital.

"Adaptasi dan inovasi sangat penting dilakukan termasuk dalam pengelolaan keuangan keluarga," kata Isyana Bagoes Oka.

Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2024, menunjukkan bahwa indeks literasi keuangan di Indonesia masih perlu ditingkatkan.

"Indeks literasi keuangan yang berada di angka 65,43 persen dan indeks inklusi keuangan pada 75,02 persen menunjukkan masih ada kesenjangan yang harus kita jembatani untuk mewujudkan keluarga yang cerdas secara finansial," kata Isyana Bagoes Oka.

Baca juga: Wamen ESDM bidik EBT bantu capai target investasi Rp2.200 triliun

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2024

Read Entire Article
Rakyat news | | | |