Jakarta (ANTARA) - Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI Jakarta menyebut transportasi umum mutlak dibutuhkan untuk mewujudkan Jakarta sebagai kota global dan naik posisinya ke urutan ke-20.
"Ketika mau mengadakan konferensi global, bukan sekadar venue (tempat) tapi bagaimana dari bandara menuju venue atau dari venue menuju tempat-tempat lain di Jakarta. Makanya, transportasi publik menjadi mutlak harus kita kembangkan," kata Kepala Bidang Pembangunan dan Lingkungan Hidup Bappeda DKI Jakarta Deftrianov dalam "Seminar Tantangan dan Peluang Daerah Khusus Jakarta" di Jakarta, Senin.
Di antara enam indikator kota global berdasarkan Karakteristik Kota Global Bappeda DKI 2023, terkoneksi secara intra dan interkota menjadi salah satunya. Di sinilah perlunya transportasi publik yang terintegrasi.
Baca juga: Teguh: Perlu sinergi berbagai elemen wujudkan Jakarta kota global
Jakarta saat ini mengembangkan sistem transportasi publik yang terintegrasi. Berbagai moda transportasi seperti lintas raya terpadu (LRT), moda raya terpadu (MRT), Transjakarta, kereta rel listrik (KRL), dan Jaklingko saling terintegrasi.
Selain untuk memudahkan pergerakan manusia, hadirnya transportasi publik yang terintegrasi juga diharapkan membuat semakin banyak masyarakat mau menggunakan kendaraan umum.
"MRT kita di fase 2, juga sudah memulai MRT menghubungkan Bekasi dan Tangerang. Mudah-mudahan konektivitas ini lebih bisa memperlancar pergerakan penumpang," kata Deftrianov.
Selain transportasi, lanjut dia, arus pergerakan barang tanpa kendala juga menjadi bagian yang diperlukan.
Baca juga: Merias wajah Jakarta sebagai kota global melalui pembangunan LRT
"Kalau berbicara ekonomi juga harus memikirkan pergerakan barang. Pelabuhan Tanjung Priok, Bandara Halim itu key point (poin kunci) dari sisi hub yang harus kita treatment (rawat) dengan baik. Karena di dalam perekonomian global, arus pergerakan barang, informasi itu menjadi mutlak," jelas Deftrianov.
Di sisi lain, lingkungan yang bersih, nyaman, serta berkelanjutan pun harus diwujudkan karena juga menjadi indikator lainnya kota global. Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI fokus dalam membangun ruang terbuka hijau (RTH) dalam beberapa tahun terakhir.
Sepanjang tahun 2024, misalnya, sebanyak 16 RTH telah dibangun. Upaya ini juga dilakukan mengingat perubahan iklim saat ini.
Menurut dia, berbagai upaya mitigasi, adaptasi terhadap perubahan iklim ini mutlak harus dilakukan di dalam pembangunan Jakarta.
Baca juga: Beralih ke transportasi umum, Dishub: Kemacetan DKI pada 2024 menurun
Lalu, untuk mewujudkan indikator-indikator kota global tersebut, Deftrianov berpendapat Pemprov DKI tak bisa sendirian, tetapi membutuhkan sosok-sosok berbakat skala global.
"Rasanya kalau hanya mengandalkan sumber daya dari Pemprov DKI tidak akan bisa. Jadi, memang Jakarta bagaimana caranya bisa mengundang key talent global guna mewujudkan Jakarta masuk top 20 kota global," ujarnya.
Merujuk Kearney’s Global City Index tahun 2023, posisi Jakarta di kancah global berada di peringkat 74 dari 156 kota. Sementara, berdasarkan Cities in Motion Indeks 2024, Jakarta ada di urutan ke-125 dari 183 kota.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025