Jakarta (ANTARA) - Presiden klub Turki Adana Demirspor, Bedirhan Durak, pada Senin mengundurkan diri dari jabatannya setelah timnya menolak melanjutkan pertandingan Liga Turki melawan Galatasaray pada Minggu.
Para pemain Adana meninggalkan lapangan menyusul keputusan Durak pada menit ke-32 setelah Galatasaray dihadiahi penalti pada menit ke-12 yang sukses dieksekusi Alvaro Morata.
“Saya mengundurkan diri jabatan kepresidenan saya, yang diberikan kepada saya untuk kebaikan klub, keluarga saya, orang-orang tercinta dan kesehatan saya, untuk hari esok yang lebih baik,” kata Durak dalam akun Instagram-nya pada Senin.
“Saya selalu mengabaikan pesan-pesan dukungan dan melecehkan di media sosial untuk kebaikan klub saya," tambahnya.
Penalti Galatasaray didapat saat wasit Oguzhan Cakir memutuskan Dries Mertens dilanggar bek Semih Guler. Keputusan itu tidak diralat oleh VAR.
Baca juga: Ole Gunnar Solksjaer ditunjuk jadi Dirtek Besiktas
Durak menginstruksikan kepada para pemainnya agar meninggalkan lapangan melalui pelatih Adana, Mustafa Alper Avci. Hal itu membuat pertandingan Liga Turki dihentikan pada menit ke-32.
Insiden semacam itu bukan hal yang jarang terjadi dalam sepak bola Turki pada beberapa tahun terakhir.
Pada Desember 2023, Presiden MKE Ankaragucu Faruk Koca ditahan dan dijatuhi skorsing permanen oleh federasi sepak bola Turki (TFF) setela memukul wajah wasit Halil Umut Meler pada pertandingan timnya melawan Caykur Rizespor.
Kejadian lain terjadi pada November 2024 ketika pelatih Fenerbahce Jose Mourinho didenda dan diskorsing satu pertandingan.
Hukuman itu dijatuhkan kepada Mourinho setelah mengatakan timnya bermain melawan VAR dan sistem, serta menyebut petugas VAR Atilla Karaoglan minum teh alih-alih menyimak pertandingan timnya melawan Trabzonspor.
Baca juga: Mantan petinggi klub Turki dipenjara karena menyerang wasit
Pewarta: A Rauf Andar Adipati
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2025