Wamendagri minta pemerintah daerah ciptakan inovasi berbasis solusi

2 days ago 2
Jangan sampai inovasi ini hanya orientasinya ke reward dan gimmick, enggak ada rasanya-manfaatnya bagi warga. Harus pertama, mendapatkan solusi, kalau enggak jadi solusi, enggak ada artinya

Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto meminta pemerintah daerah (pemda) untuk menciptakan inovasi yang benar-benar menghadirkan solusi, bukan sekadar menjadi ajang pencitraan atau berorientasi pada penghargaan.

Dalam acara Lamongan Award 2025 di Lamongan, Jawa Timur, Jumat (5/12), ia menegaskan inovasi harus lahir dari kebutuhan masyarakat dan memberikan manfaat nyata.

“Jangan sampai inovasi ini hanya orientasinya ke reward dan gimmick, enggak ada rasanya-manfaatnya bagi warga. Harus pertama, mendapatkan solusi, kalau enggak jadi solusi, enggak ada artinya,” kata Bima, seperti dikutip dari keterangan di Jakarta, Sabtu.

Bima mengatakan inovasi yang efektif tidak hanya menyelesaikan persoalan daerah, tetapi juga memberi nilai tambah bagi masyarakat.

Karena itu, kata dia, inovasi harus masuk ke dalam sistem dan terasa dampaknya bagi masyarakat secara langsung dan untuk mewujudkannya, setiap inovasi harus berbasis riset yang kuat.

“Jadi semuanya itu risetnya serius. Kalau risetnya hanya copy-paste saja dari internet, ya buat apa? Harus ada hitung-hitungan angkanya," tuturnya.

Selain itu, ia menyebutkan inovasi juga harus ada dukungan pendanaan serta membangun kolaborasi dengan semua pemangku kepentingan.

Dia menuturkan negara-negara maju memiliki tradisi inovasi yang melembaga dan berkelanjutan. Pergantian pemimpin tidak menghentikan proses tersebut.

Bima mencontohkan pengalaman saat mengikuti kursus di Lee Kuan Yew School of Public Policy, Singapura. Di sana terdapat tradisi, ketika seorang menteri baru dilantik, maka langsung mengumpulkan stafnya bersama menteri sebelumnya.

“Saya tanya, untuk apa? Untuk memastikan semua program-program dan inovasi berlanjut,” ujar Bima.

Dirinya turut memaparkan sebuah matriks inovasi yang menggambarkan keragaman pola pikir dan karakter individu dalam menciptakan inovasi.

Menurutnya, sebagian aparatur sipil negara (ASN) memiliki kreativitas dan konsistensi tinggi untuk terus berkreasi, sementara sebagian lainnya lebih pasif. Pola serupa juga terlihat pada kepala daerah, di mana ada yang dikenal progresif dan inovatif, sementara lainnya kurang menonjol.

Dari matriks itu, ia menyimpulkan para inovator memiliki pola pikir perubahan, jiwa petarung, dan dorongan kuat untuk memberi manfaat bagi orang lain.

“Sudah punya niat untuk berbuat bagi rakyat dan memiliki keberanian untuk berubah. Di sini lah kandang para inovator,” ungkapnya.

Bima juga menyampaikan selamat kepada para penerima Lamongan Award 2025. Ia berharap para pemenang dapat menjadi inovator sejati yang berkarya bukan demi kepentingan pribadi atau sekadar meraih penghargaan, melainkan memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat dan membawa perubahan bagi Kabupaten Lamongan.

Baca juga: Kemendagri: Musrenbang HAM Nasional sejalan Astacita Presiden

Baca juga: Wamendagri: Sekolah Rakyat ubah karakter anak jadi lebih disiplin

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |