Wamenbud tegaskan "Panggung Maestro" langkah lestarikan warisan budaya

10 hours ago 3

Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Kebudayaan (Wamenbud) Giring Ganesha Djumaryo mengemukakan bahwa gelaran "Panggung Maestro" menjadi salah satu upaya pemerintah dalam mendukung pelestarian budaya serta mengapresiasi karya dan kontribusi para maestro yang terlibat.

"Panggung Maestro ini bisa kita kembangkan lagi sebagai salah satu acara yang tidak hanya tujuan utamanya melestarikan dan menghargai para maestro-maestro kita," kata Wamenbud saat ditemui usai gelaran Panggung Maestro ke-9 di Jakarta, Rabu.

Tak sekedar panggung penampilan, gelaran ini juga diharapkan menjadi media promosi serta pengenalan pada generasi muda akan kekayaan warisan budaya Nusantara.

Baca juga: Fadli ungkap tantangan yang dihadapi pemuda pada masa kini

Ia mengakui bahwa ke depan, pihaknya memiliki tantangan dalam memperkenalkan warisan budaya pada anak muda agar lebih menarik untuk dikunjungi.

Penampilan Panggung Maestro kali ini diakuinya menghadirkan penampilan yang begitu memukau. "Saya nggak tahu berapa kali saya bilang. Ya Allah keren banget. Berapa kali saya lupa," katanya.

Tari Gambuh Batuan yang ditampilkan oleh maestro I Made Djimat dalam gelaran Panggung Maestro ke-9 di Museum Nasional, Jakarta (29/10/2025). ANTARA/ (Sinta Ambar)

Panggung Maestro IX adalah pergelaran seni pertunjukan tradisi Nusantara yang dipersembahkan oleh Yayasan Bali Purnati bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan, Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia, Museum Cagar Budaya, dan Museum Nasional Indonesia.

Panggung Maestro pertama diselenggarakan pada bulan Juli 2023 dan edisi kesembilan pada 28-29 Oktober 2025 di Museum Nasional Indonesia. Panggung Maestro kali ini menghadirkan maestro seni tradisi dari Bali dan Sumatera Barat.

Dari Bali, menghadirkan penampilan tari Gambuh Batuan oleh maestro I Made Djimat (83 tahun), I Wayan Bawa (60 tahun) serta Ni Wayan Sekarini (61 tahun).

Sementara dari Sumatera Barat menghadirkan kesenian sakral Gondang Baroguang dengan maestro Asmar (82 tahun), maestro tari piring dan suluah dan solok Asnimar (82 tahun), maestro Dendang Ernawati atau Tek E (66 tahun), maestro saluang yakni M.Halim atau Mak Lenggang (63 tahun), mastro tari buai-buai yakni Masri (71 tahun).

Baca juga: Kemenbud komitmen Panggung Maestro digelar secara berkelanjutan

Baca juga: Menbud: Indonesia miliki keragaman peradaban yang jadi warisan dunia

Baca juga: Kemenbud dukung pelestarian budaya lewat Panggung Maestro

Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |