Menaker ajak perusahaan bangun budaya K3 dengan pola pikir baru

3 hours ago 3
Kalau kita mau membangun resiliensi, libatkan para pekerja dan bangun hubungan baik dengan mereka

Jakarta (ANTARA) - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli mengajak para pimpinan perusahaan untuk membangun budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan pendekatan pola pikir baru.

Yassierli dalam keterangannya di Jakarta, Kamis, mengatakan bahwa penting bagi dunia usaha untuk mengubah pola pikir dan pendekatan yang berpusat pada manusia dalam membangun budaya K3.

“Ada yang harus kita ubah, yaitu pola pikir lama tentang K3 menjadi pola pikir yang menurut saya (menjadi) seharusnya,” ujar Menaker Yassierli .

Lebih lanjut, Menaker menjelaskan bahwa perubahan pola pikir lama tersebut mencakup tiga hal. Pertama, pandangan bahwa keselamatan adalah tidak adanya kecelakaan harus diubah menjadi keselamatan adalah adanya kapasitas.

Ia mencontohkan, seseorang yang sehat bukan berarti tidak pernah sakit, tetapi dapat dilihat dari upaya untuk menjadi sehat, seperti seberapa sering ia berolahraga.

Begitu juga dengan perusahaan. Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB) itu mengatakan, tidak terjadinya kecelakaan kerja bukan berarti sistem K3-nya sudah baik, melainkan perlu dilihat sejauh mana program-program K3 dijalankan.

Kedua, pola pikir bahwa manusia adalah masalah harus diubah menjadi manusia adalah solusi. Menaker menekankan pentingnya membangun hubungan baik antara manajemen perusahaan dan para pekerja dalam membangun ketahanan (resiliensi) di tempat kerja.

“Kalau kita mau membangun resiliensi, libatkan para pekerja dan bangun hubungan baik dengan mereka. Mereka yang sehari-hari tahu di mana potensi kecelakaan kerja, risiko dan daerah yang berbahaya,” ujar Yassierli.

Ketiga, pandangan bahwa kesalahan manusia berujung pada menyalahkan harus diubah menjadi pandangan bahwa faktor manusia merupakan hal yang proaktif dan preventif.

Melalui perubahan pola pikir ini, Menaker berharap budaya K3 di lingkungan perusahaan dapat tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan.

“Sehingga (pada akhirnya mampu) meningkatkan kepatuhan dan produktivitas di tempat kerja,” kata Yassierli.

Baca juga: Menaker minta dunia usaha berperan aktif dalam Magang Nasional Tahap 2

Baca juga: Menaker: Arah kebijakan 2026 fokus ke transformasi produktivitas

Baca juga: Soal data serapan tenaga kerja, Menaker: Tunggu hasil Sakernas

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |