Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) menyiapkan generasi pemimpin muda Indonesia yang berintegritas, adaptif, visioner, serta berdaya saing tinggi melalui Program Indonesia Future Leaders Camp (FLC) 2025.
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto melalui keterangan di Jakarta, Kamis, menekankan pentingnya membangun ekosistem regenerasi kepemimpinan nasional yang kuat demi mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045. Untuk mewujudkannya, tentu dibutuhkan persiapan berupa pembangunan kapasitas para pemuda.
"Forum ini adalah satu gagasan untuk menyiapkan generasi masa depan bangsa kita. Jadi, saya termasuk orang yang percaya bahwa seorang aktivis, adik-adik yang aktif di kemahasiswaan itu memiliki nilai lebih, karena sejak muda berlatih untuk me-manage waktu, memikirkan lebih banyak dari teman-teman kebanyakan," katanya.
Baca juga: Dekan paparkan pentingnya karakter pemimpin hadapi tantangan global
Mendiktisaintek optimistis kemampuan multitasking atau memikirkan banyak hal secara bersamaan dan tetap bisa tenang mengatur permasalahan yang ada menjadi salah satu hal yang bisa menciptakan calon pemimpin berkualitas di masa depan.
Dalam hal ini, lanjut dia, termasuk pada upaya menjaga keseimbangan akademik dengan aktivitas lainnya. Sehingga, FLC menjadi upaya untuk memberikan stimulus kepada para mahasiswa untuk membiasakan hal ini.
"Kebanyakan teman-teman aktivis, dia tidak terlalu catch up dengan akademiknya. Akademiknya dia enggak strong. Sebaliknya, anak yang akademiknya strong dia tidak ingin menjadi aktivis. Padahal, dua-duanya perlu. Nah ini yang kita ingin sebenarnya jaring ya dari FLC. Kita ingin menstimulus, kita ingin menyiapkan sejak dini paradigma-paradigma, sehingga teman-teman mahasiswa itu betul-betul punya bayangan," ujarnya.
Mendiktisaintek menegaskan bahwa tidak ada bangsa yang akan menjadi besar tanpa didukung oleh ambisi dan mimpi besar anak-anak mudanya.
Ia mencontohkan negara-negara maju, seperti Amerika, Jepang, Korea, dan China yang pembangunannya didorong oleh ambisi generasi muda.
Menurut Brian, visi kepemimpinan generasi muda harus dibarengi dengan rasa cinta Tanah Air yang memiliki ambisi untuk membawa panji Merah Putih sejajar dengan negara maju.
"Itu yang kita ingin bangunkan dan ingin lahirkan di negeri ini. Anak-anak muda yang punya keinginan besar, visi besar, mimpi besar. Yang dikejar anak muda itu dia menjadi betul-betul pemimpin. Di level tidak hanya nasional, tapi global," tutur Brian menegaskan.
Baca juga: Wamendagri: Disiplin dan konsistensi adalah bekal pemimpin masa depan
FLC merupakan wadah regenerasi kepemimpinan nasional pertama dan paling bergengsi yang diadakan oleh Kemdiktisaintek.
FLC bertujuan menjadi wadah penguatan kepemimpinan strategis bagi para ketua atau pengurus BEM dan ketua atau pengurus organisasi ekstra kampus di seluruh Indonesia sebagai calon-calon pemimpin bangsa dengan pendekatan experiential learning.
Sebanyak 60 peserta terpilih mengikuti FLC Regional I yang merupakan ketua atau pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di tingkat universitas dan ketua atau pengurus organisasi ekstrakampus di wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten, yang lolos seleksi administrasi. FLC Regional I ini berlangsung di Aula Universitas Islam Bandung (Unisba), Rabu (29/10).
Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































