Jakarta (ANTARA) - Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding mendorong Pemerintah Daerah Luwu Utara untuk membangun balai vokasi yang terintegrasi untuk pelatihan bagi calon pekerja migran Indonesia (CPMI).
"Setiap angkatan pelatihan, dua aja per desa, dua aja dulu per desa. Angkatan pelatihan itu tiga kali setahun, berapa desa di Luwu Utara? 166. Kalau setahun berarti kita tiga kali saja angkatan itu berarti, taruh lah seribu. Itu mengurangi pengangguran," kata Menteri Karding.
Karding menyampaikan pernyataan itu dalam pertemuannya dengan Bupati Luwu Utara Andi Abdullah Rahim dan Wakil Bupati (Wabup) Luwu Utara Jumail Mappile di kantor KemenP2MI, Jakarta Selatan, pada Kamis (8/5).
Dalam pertemuan itu, Menteri Karding mengatakan bahwa saat ini Indonesia sedang kebanjiran permintaan kerja di luar negeri.
Menteri P2MI itu mencontohkan Jepang yang saat ini membutuhkan banyak tenaga kerja asing lantaran usia produktif di sana tidak banyak.
"Jepang ini lagi aging, aging itu maksudnya jumlah penduduk ini jaraknya jauh, jumlah kelahiran rendah. Sehingga yang ada umurnya umur-umur tua. Jadi, bukan usia produktif di Jepang tuh. Mintanya perawat kita itu sampai 300 ribu. Kebutuhan mereka setahun itu," kata Karding.
Untuk itulah, Menteri Karding mendorong Pemda Luwu Utara untuk membangun balai vokasi yang terintegrasi untuk pelatihan keterampilan, sertifikasi profesi, hingga cek kesehatan calon pekerja migran Indonesia.
"Dibuat tempat vokasi, tempat pelatihan yang khusus. Khusus untuk keluar negeri. Jangan dicampur dengan yang dalam negeri. Biar kita betul-betul fokus," demikian katanya.
Sementara itu, Bupati Luwu Utara Andi Abdullah Rahim mengatakan pihaknya ingin mengoptimalkan Balai Latihan Kerja (BLK) yang ada di wilayahnya. BLK itu, kata Andi, fokus pada pelatihan di bidang pertambangan.
“Untuk pelatihan, sekarang kami ingin mengoptimalkan pusat pelatihan itu, sebab pilihan kami ada dua sebenarnya Pak Menteri. Di BLK kami itu karena wilayah kami ini bertetangga dengan pengembangan industri nikel, tambang Pak," katanya.
Bupati Andi mengatakan pihaknya ingin BLK itu diperluas menjadi pusat pelatihan bagi calon pekerja migran Indonesia.
"Tetapi dengan penjelasan Pak Menteri hari ini, Insya Allah kami akan memfokuskan dalam pelatihan tenaga migran ini," demikian kata Bupati Andi Abdullah.