Wamen Ekraf menilai film Indonesia punya kekuatan cerita

4 hours ago 3

Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamen Ekraf) Irene Umar menegaskan bahwa film Indonesia mampu menginspirasi melalui pesan moral hingga memiliki kekuatan cerita.

Saat menghadiri prapenayangan film Indonesia berjudul "Believe" di Jakarta, Wamen Ekraf Irene Umar menilai film Indonesia mampu menyampaikan pesan moral yang kuat dan menginspirasi.

“Film ini juga menunjukkan alasan pentingnya untuk berhenti berperang," kata Wamen Ekraf Irene dalam siaran resmi di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Kementerian Ekraf apresiasi film dokumenter angkat isu lingkungan

Dia mengapresiasi film bergenre aksi patriotik yang menyuguhkan kisah perjuangan dan konflik batin seorang prajurit muda di tengah dinamika kehidupan keluarga dan negara. Kementerian Ekraf memandang subsektor film sebagai salah satu penggerak utama pertumbuhan ekonomi kreatif nasional.

Film merupakan salah satu dari 17 subsektor ekonomi kreatif. Berdasarkan data dari Film Indonesia dan jaringan bioskop Cinepolis, jumlah penonton film Indonesia pada 2024 mencapai 82,1 juta bahkan per 13 Juni 2025 sebanyak 42,6 juta.

Data tersebut menunjukkan film tidak hanya berkontribusi secara ekonomi, tetapi, juga diharapkan menjadi medium penting dalam memperkuat identitas budaya dan karakter bangsa melalui film bertemakan patriotisme.

Wamen Ekraf Irene berharap film seperti itu dapat menjadi pemantik diskusi positif tentang nilai kepahlawanan di tengah masyarakat.

“Film ini menunjukkan ke khalayak bahwa Rambo (karakter pahlawan) bukan hanya ada di luar negeri, tetapi, ada juga di dalam negeri ini,” ujar dia.

Dalam kesempatan tersebut, Wamen Ekraf Irene didampingi oleh Deputi Bidang Kreativitas Media Kementerian Ekraf Agustini Rahayu; Staf Ahli Bidang Sistem Pemasaran dan Infrastruktur Kementerian Ekraf Septriana Tangkary; serta jajaran pejabat Kementerian Ekraf.

Film besutan sutradara Arwin Tri Wardhana itu mengisahkan kehidupan sebuah keluarga dari seorang sersan veteran Operasi Seroja 1975 yang hidup dalam kesulitan meski sang ayah dianggap pahlawan. Film itu mengangkat tema pengorbanan pribadi dan pencarian makna sejati tentang keberanian.

Baca juga: Wamen Ekraf: Konser band di luar negeri bukti kesiapan secara global

Baca juga: Realitas praktik judi online dengan balutan komedi di film "Agen +62"

Baca juga: Menbud gelar pertemuan dengan institusi Prancis bahas industri film

Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |