Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri (Wamen) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Veronica Tan mengatakan perempuan harus berani berkomunikasi dua arah dengan suaminya sebagai upaya mencegah kekerasan terhadap perempuan dan anak.
"Selama enam bulan analisa kami di kementerian, kita lihat, seorang perempuan tidak pernah berani untuk berbicara atas diri mereka," kata Wamen PPPA Veronica Tan dalam acara Rapat Koordinasi (Rakor) Pengembangan Ruang Bersama Indonesia (RBI) di Jakarta, Senin.
Pihaknya menegaskan suami dan istri perlu sepakat saat membuat keputusan yang berdampak pada perempuan seperti keputusan untuk memiliki anak.
Baca juga: KemenPPPA wujudkan Indonesia Emas lewat satu data perempuan dan anak
Baca juga: Menteri Arifah tekankan sinergi K/L dan pemda berdayakan perempuan
"Terkait anak berkualitas itu, (sampaikan) saya berhak loh punya anak satu, saya berhak punya anak dua, saya berhak punya anak tiga, kalau saya sanggup memberi materi dan (pendidikan) rohani kepada mereka, emosional, sekolah yang baik, anak yang berkualitas, atau saya berhak menolak kepada suami saya, atau saya berhak melakukan KB ketika saya tahu saya tidak bisa memberi nafkah kepada anak saya," kata Veronica Tan.
Pada Senin Kementerian PPPA menggelar Rapat Koordinasi Pengembangan Ruang Bersama Indonesia (RBI).
Saat ini terdapat enam desa/kampung yang diresmikan sebagai RBI, yakni Kampung Jimpitan di Kelurahan Batujaya, Kecamatan Batu Ceper, Kota Tangerang, Provinsi Banten.
Kemudian Desa Mendalo Darat di Kabupaten Muaro Jambi (Jambi), Desa Ayula Selatan di Kabupaten Bone Bolango (Gorontalo), Kelurahan Oesapa Barat Kota Kupang (Nusa Tenggara Timur), Desa Pulau Sewangi di Kabupaten Barito Kuala ( Kalimantan Selatan), dan Desa Cempluk di Kabupaten Malang (Jawa Timur).
Baca juga: KPPPA bagikan praktik baik Ruang Bersama Indonesia dengan Timor Leste
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
