Unpatti edukasi penanganan dan antisipasi kekerasan seksual di sekolah

2 hours ago 1

Ambon (ANTARA) - Tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Pattimura (Unpatti) melakukan edukasi penanganan dan antisipasi kekerasan seksual dasar di sekolah sebagai bentuk pencegahan.

“Edukasi diberikan bagi siswa dan guru SMA di Kabupaten Maluku Tengah guna memperkuat peran sekolah dalam mencegah dan menangani tindak kekerasan seksual pada remaja,” kata Rektor Unpatti Prof Freddy Leiwkabessy di Ambon, Senin.

Baca juga: Orang tua hingga lingkup sekolah berperan berantas kekerasan seksual

Rektor Freddy menegaskan pentingnya dunia pendidikan tidak hanya menjadi ruang transfer ilmu, tetapi juga harus menghadirkan lingkungan yang aman dan nyaman bagi siswa.

“Sekolah harus berfungsi sebagai benteng pertama dalam mencegah kekerasan seksual. Guru perlu dibekali pemahaman hukum serta keterampilan konseling dasar agar dapat menjadi pendamping yang efektif bagi siswa,” katanya.

Kegiatan itu diikuti 32 guru dari berbagai SMA di Kabupaten Maluku Tengah. Edukasi difokuskan pada aspek hukum terkait kekerasan seksual, sementara pelatihan diarahkan pada penguasaan teknik konseling dasar.

Ketua Tim Pengmas FK Unpatti, Grace Latuheru menjelaskan bahwa kegiatan ini digelar karena meningkatnya kasus kekerasan seksual di kalangan remaja.

Menurutnya, penanganan dan antisipasi kekerasan seksual di sekolah merupakan upaya menyeluruh yang harus dilakukan oleh pihak sekolah untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan ramah anak.

Antisipasi dilakukan melalui berbagai langkah preventif, seperti memberikan edukasi sejak dini kepada siswa tentang kesehatan reproduksi, hak anak, serta pemahaman mengenai bentuk-bentuk kekerasan seksual agar mereka mampu melindungi diri.

"Guru juga perlu dibekali keterampilan konseling dasar serta pemahaman hukum agar dapat mendeteksi tanda-tanda awal kekerasan dan memberikan pendampingan yang tepat," ujar dia.

Ia mengatakan sekolah penting memiliki kebijakan tertulis, mekanisme pelaporan yang jelas, serta menciptakan suasana belajar yang terbuka dan bebas diskriminasi.

Dengan demikian, upaya pencegahan dan penanganan ini berjalan beriringan, menjadikan sekolah bukan hanya sebagai tempat belajar, tetapi juga sebagai ruang yang aman dan melindungi setiap peserta didik.

“Masalahnya, banyak sekolah di Masohi kekurangan guru bimbingan dan konseling, sehingga seringkali guru agama merangkap sebagai guru BK. Untuk itu, pelatihan ini bertujuan membekali guru dengan pengetahuan dan keterampilan konseling dasar,” ujarnya.

Ia menambahkan pelatihan didominasi metode roleplay studi kasus yang membuat peserta antusias.

Baca juga: Mensos: Pelaku kekerasan seksual di sekolah harus dihukum berat

Baca juga: Kemendikbud perkuat pencegahan kekerasan seksual di sekolah

“Setiap guru mendapatkan modul konseling dasar sebagai acuan, lalu berlatih praktik teknik konseling secara langsung,” katanya.

Menurutnya, hasil pretest dan post-test menunjukkan peningkatan pengetahuan serta keterampilan konseling para guru setelah mengikuti kegiatan.

“Evaluasi praktik konseling juga membuktikan mereka mampu mengaplikasikan teknik yang dilatihkan,” ungkapnya.

Pewarta: Ode Dedy Lion Abdul Azis
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |