Batam (ANTARA) - Pakar Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dari International Intellectual Property Alliance (IIPA) Pete Mehravari mengatakan edukasi bagi kreator kreatif Indonesia tentang perlindungan hak cipta sangat penting dilakukan.
Menurut dia, banyak kreator lokal yang sebenarnya sudah memiliki hak penuh atas karya mereka, namun belum sepenuhnya menyadari hal tersebut.
“Ketika sebuah karya sudah dipublikasikan, ia otomatis mendapat perlindungan hak cipta. Tetapi masih banyak kreator yang ragu atau tidak mengetahui hak tersebut,” kata Pete di Batam, Senin.
Ia mengatakan kesadaran tentang perlindungan hak cipta merupakan hal penting yang harus diperkuat oleh pihak pemerintah, agar kreator kreatif bangsa dapat menggunakan haknya.
“Padahal kesadaran ini akan mempengaruhi cara mereka bernegosiasi, menentukan lisensi, hingga menilai harga karyanya di pasar domestik maupun global,” katanya.
Menurut dia, dua hal utama yang perlu diperkuat adalah kesadaran hak dan jaminan keamanan pasar.
Ia mengatakan kekhawatiran terhadap pembajakan digital masih menjadi alasan utama kreator enggan membawa karyanya ke pasar global.
“Saya berbicara kepada beberapa kreator, mereka sudah menghabiskan waktu bertahun-tahun membuat film, animasi, atau gim, tapi takut dirilis karena ada banyak pembajakan. Di era digital, pembajakan murah dan mudah,” katanya.
Pete menegaskan perlunya tindakan nyata dari pemerintah untuk memberi sinyal kuat bahwa pembajakan adalah tindak pidana yang serius.
“Jika ada penindakan tegas, itu tidak hanya memberi peringatan pada pelaku pembajakan, tapi juga memberikan rasa aman kepada kreator. Mereka akan lebih percaya diri untuk memasarkan karya,” katanya, menambahkan.
Ia juga melihat adanya Kementerian Ekonomi Kreatif di Indonesia sebagai tanda keseriusan pemerintah untuk mengembangkan sektor tersebut.
"Indonesia negara satu-satunya di Asia Tenggara yang memiliki Kementerian yang bergerak di bidang ekonomi kreatif. Dengan sektor yg berkembang ini, penerapan HKI harus memumpuni," ujar dia.
Kepala Bagian Kebudayaan dan Pendidikan Konsulat Amerika Serikat di Medan Joshua Gonzalez mengatakan konsulat menghadirkan pakar HKI ke Indonesia karena melihat adanya tantangan serupa yang juga dihadapi Amerika Serikat.
“Indonesia adalah pasar besar untuk ekonomi kreatif. Tantangan perlindungan karya bukan hanya ada di sini, tapi juga di negara lain. Itulah kenapa kami menilai penting membawa diskusi ini hingga ke Batam,” ujar dia.
Pete menekankan, perlindungan HKI yang kuat akan menjadi fondasi agar investasi yang masuk ke sektor ekonomi kreatif Indonesia dapat memberi dampak maksimal.
“Amerika Serikat ingin bersinergi dengan Indonesia, dan membantu agar kreator di sini bisa berkembang dengan karya yang terlindungi,” ujar dia.
Pewarta: Amandine Nadja
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.