Undip nyatakan kesiapan jadi penghubung penempatan PMI ke Jepang

2 hours ago 3

Jakarta (ANTARA) - Universitas Diponegoro (Undip) menyatakan kesiapan untuk menjadi migrant center sekaligus penghubung strategis dalam penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) ke luar negeri, terutama Jepang.

Rektor Undip Prof. Suharnomo sebagaimana dikutip dari pernyataan Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KemenP2MI) yang diterima di Jakarta, Selasa, menjelaskan, Jepang menjadi negara tujuan utama kerja sama Undip, khususnya di sektor kelautan dan perikanan.

“Yang paling banyak ke luar negeri itu ke Jepang, terutama sektor kelautan dan perikanan. Hampir semua jenis perikanan kita ekspor ke Jepang, termasuk ikan teri nasi. Bahkan riset kami rutin dilakukan dua minggu sekali,” kata Suharnomo.

Suharnomo dalam pertemuan bersama jajaran KemenP2MI saat kunjungan ke Migrant Center Undip di Semarang, Senin (29/12), menjelaskan bahwa kerja sama universitas dengan Jepang tidak hanya terkait penempatan tenaga kerja, tetapi juga riset dan ekspor produk perikanan yang telah berjalan secara rutin.

Undip juga telah menggandeng pihak swasta dalam membangun skema ekspor langsung ke Jepang. Namun, kata Suharnomo, mitra dari Jepang meminta agar kerja sama tersebut tetap difasilitasi melalui Undip sebagai institusi akademik.

Selain ekspor, Undip juga menyiapkan lulusan untuk bekerja di Jepang. Suharnomo menyebut, setiap tahun puluhan hingga ratusan mahasiswa dari bidang perikanan disiapkan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di Negeri Sakura.

“Kami menyiapkan dari sisi bahasa, kemampuan teknis, dan mental kerja. Kesiapan ini cukup mumpuni jika Undip dijadikan migrant center,” ucapnya.

Lebih lanjut, rektor tersebut menegaskan bahwa penempatan pekerja migran diharapkan tidak berhenti pada proses pengiriman, tetapi terintegrasi dengan pemantauan dan pelindungan, termasuk koordinasi dengan perwakilan Indonesia di luar negeri.

Sementara itu, Direktur Jenderal Promosi dan Pemanfaatan Peluang Kerja Luar Negeri KemenP2MI, Dwi Setiawan Susanto, menilai inisiatif Undip perlu dieskalasi agar menjadi program berskala nasional, terutama untuk penguatan sektor vokasi.

“Kita dorong ini menjadi satu program besar. Untuk vokasi, penguatan bahasa Jepang juga bisa diarahkan untuk mengisi sektor hospitality,” ujar Dwi.

Menurut Dwi, program tersebut akan menjadi bagian dari basis data dan laporan KemenP2MI pada 2025. Ia juga mendorong kolaborasi BP3MI Jawa Tengah dengan Undip untuk kajian migrasi aman serta penguatan ekosistem layanan pekerja migran.

“Kita bisa mengonsolidasikan lembaga bahasa, psikologi, dan klinik kesehatan dalam satu ekosistem migrant center,” jelasnya.

Dwi turut menyinggung perubahan skema magang Jepang yang ke depan hanya berlangsung satu periode selama tiga tahun. Setelah itu, peserta yang memenuhi syarat dapat mengikuti seleksi visa kerja Jepang atau Specified Skilled Worker (SSW)

“Ke depan bisa masuk skema SSW. Pusat ujian dan sertifikasi kita usulkan di Undip, khususnya pada jurusan vokasi,” ungkapnya.

Baca juga: Menteri P2MI resmikan Pasim Go Migrant Center di Sukabumi

Baca juga: Unhas resmikan Migrant Service Center perkuat tata kelola PMI

Baca juga: BP3MI Kepri bentuk Migrant Center beri layanan perlindungan PMI

Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |