UIN Walisongo-Kemenag perkuat literasi digital akademisi lewat AI

11 hours ago 2
AI itu bisa sangat membantu, asal tidak membodohi kita

Purworejo (ANTARA) - Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang bersama Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Kementerian Agama memperkuat literasi digital akademisi melalui pelatihan “Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah Berbantuan AI (Artificial Intelligence/Akal Imitasi)”.

Pelatihan yang diikuti dosen dan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi dengan tujuan menumbuhkan kemampuan akademisi memanfaatkan teknologi AI secara produktif, etis, serta bertanggung jawab dalam penulisan karya ilmiah itu digelar di Wisma PKPRI Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, Sabtu.

Dalam kesempatan itu, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Walisongo Prof Dr Fatah Syukur MAg mengatakan literasi digital dan kesadaran etis dalam penggunaan kecerdasan buatan penting untuk diberikan.

Baca juga: ANTARA-ICT Watch tingkatkan literasi digital komunitas IT di Kalsel

Menurut dia, hal itu disebabkan teknologi hanyalah alat bantu yang harus diarahkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan menulis secara akademik.

Ia meyakini semua orang punya telepon pintar namun pertanyaannya, seberapa banyak mereka memanfaatkannya untuk belajar dan menulis.

“AI itu bisa sangat membantu, asal tidak membodohi kita. Gunakanlah secara bijak, dan ingat bahwa karya yang dihasilkan AI tetap bisa dicek similarity-nya (kesamaan),” katanya.

Oleh karena itu, kata dia, pelatihan tersebut merupakan wujud nyata komitmen FITK dalam menyiapkan dosen dan mahasiswa agar mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi tanpa kehilangan integritas ilmiah.

Ia mengatakan AI hanyalah alat, tetapi integritas tetap manusia yang memegang kendali.

Baca juga: BNPT dan UIN Walisongo perkuat literasi kebangsaan tangkal terorisme

“Mari kita jadikan teknologi sebagai jalan menuju kemajuan, bukan penghalang bagi kejujuran ilmiah,” kata Prof Fatah.

Narasumber pelatihan, Dr HM Djamal MPd mengatakan AI perlu dijadikan mitra intelektual yang memperkaya proses berpikir ilmiah.

Menurut dia, teknologi seharusnya digunakan untuk mempercepat riset, memperluas referensi, dan memperkuat argumentasi ilmiah.

“AI jangan dilihat sebagai jalan pintas, tapi sebagai ruang belajar baru. Dengan bimbingan moral dan nalar akademik yang kuat, kita bisa menjadikan AI sebagai sahabat yang mendorong produktivitas, bukan pengganti nalar manusia,” kata dosen STAI Nahdlatul Ulama Purworejo itu.

Baca juga: Delapan negara ikuti pelatihan auditor halal di Walisongo Halal Centre

Ia juga mengingatkan pentingnya membangun budaya akademik berbasis riset dan inovasi di lingkungan perguruan tinggi, terutama di daerah.

Sementara itu, anggota Komisi VIII DPR RI H Wibowo Prasetyo mengatakan pemanfaatan teknologi, termasuk kecerdasan buatan, harus diarahkan untuk mendukung peningkatan kualitas pendidikan dan riset nasional.

“Kita perlu menyiapkan generasi akademisi yang melek digital, tapi tetap beretika. AI bukan musuh, tapi alat untuk mempercepat kemajuan bangsa, yang penting kita tetap menjaga kejujuran dan tanggung jawab ilmiah,” katanya.

Baca juga: Menko Muhaimin: Perlu pendekatan baru penanggulangan kemiskinan RI

Ia mengapresiasi langkah FITK UIN Walisongo dan Diktis Kemenag yang telah menghadirkan pelatihan tematik tersebut sebagai upaya membangun ekosistem pendidikan tinggi yang adaptif dan visioner.

Para peserta menyambut positif kegiatan tersebut dan antusias mengikuti sesi praktik serta diskusi.

Mereka menilai pelatihan ini membuka wawasan baru tentang pemanfaatan AI untuk penyusunan karya ilmiah secara efektif tanpa meninggalkan etika akademik.

Baca juga: Kemenag dan UIN Walisongo gelar pendampingan PPID 32 perguruan tinggi

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |