Jakarta (ANTARA) - Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon menegaskan bahwa seni budaya merupakan kekuatan yang bersifat menyatukan dan menjadi perekat di tengah maraknya konflik.
“Seni budaya merupakan binding power, uniting force atau kekuatan yang menyatukan kita. Seringkali politik memecah belah, bisa membuat konflik bahkan perang. Tetapi seni dan budaya ini menyatukan,” kata Fadli dalam keterangan resmi di Jakarta, Minggu.
Saat menghadiri pembukaan pameran lukisan persembahan SBY Art Community di 25 Hours Hotel The Oddbird, Jakarta, Sabtu (6/9), Menbud mengatakan bahwa pameran lukisan bukan sekadar media untuk mengekspresikan seni, namun juga bukti nyata bahwa kebudayaan dan kesenian adalah aktivitas yang tidak akan pernah berhenti.
“Karena di tengah situasi yang memprihatinkan, kita tetap menjalankan aktivitas kesenian dan kebudayaan kita. Apalagi tema yang diangkat adalah tema yang sangat relevan di tengah dunia yang sedang mengalami anomali, yaitu art for peace,” ujarnya.
Baca juga: Menbud ajak santri manfaatkan teknologi AI untuk membuat film
Lebih lanjut, Menbud Fadli juga menjelaskan bahwa karya-karya yang disajikan pada pameran merupakan bentuk kontribusi para pegiat budaya terhadap perdamaian global.
Menurut dia, pameran bertajuk ‘Art for Peace and Better Future’ ini merupakan ekshibisi yang lahir dari semangat kolaborasi refleksi dan harapan akan masa depan yang lebih damai.
"Terutama para perupa yang ikut menyajikan visi tentang perdamaian yang mereka harapkan. Visi itu digariskan, diguratkan dan diekspresikan dalam bentuk karya seni rupa atau lukisan yang ada di sini," katanya.
Sementara itu, Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono sekaligus penggagas SBY Art Community berharap bahwa pameran ini dapat menjadi bentuk solidaritas bagi para seniman dalam menjaga perdamaian.
“Melalui karya seni, kami ingin membuktikan bahwa seniman juga peduli pada masalah kehidupan, baik bangsa kita maupun bangsa-bangsa dunia,” kata Susilo Bambang Yudhoyono.
Baca juga: Menbud buka SANFFEST 2025, dorong lahirnya sineas dari kalangan santri
Diketahui, pameran ‘Art for Peace and Better Future’ merupakan pameran lukisan kolaboratif antara SBY Art Community bersama empat institusi seni, yakni Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung, Institut Seni Indonesia Surakarta, Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Institut Kesenian Jakarta, dan empat pelukis profesional independen.
Digelar pada tanggal 6 September - 5 Oktober 2025, pameran ini menjadi ruang edukatif dan kreatif yang mengusung semangat perdamaian dan masa depan yang lebih baik.
Terdapat 30 lukisan karya masing-masing individu, serta sebuah lukisan kolaboratif yang dikerjakan oleh seluruh anggota SBY Art Community di Gelanggang Olahraga Lavani Cikeas.
Pameran ‘Art for Peace and Better Future’ dibuka secara simbolis dengan menggoreskan cat warna pada kanvas putih oleh Susilo Bambang Yudhoyono, diikuti oleh tamu-tamu naratama yang menghadiri kegiatan pameran.
Kanvas tersebut nantinya akan dikembangkan menjadi sebuah karya lukis oleh para seniman anggota SBY Art Community.
Baca juga: Menbud apresiasi Tabanan mampu meregenerasi budaya melalui anak muda
Baca juga: CHANDI 2025 lahirkan Bali Cultural Initiative Declaration
Baca juga: Pemerintah Belanda sepakat lanjutkan repatriasi benda budaya Indonesia
Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.