Brussel (ANTARA) - Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen pada Kamis (3/7) menyatakan bahwa Uni Eropa (UE) "siap untuk mencapai kesepakatan" dengan Amerika Serikat (AS) untuk menyelesaikan perselisihan tarif yang sedang berlangsung.
Namun, dirinya menekankan bahwa blok tersebut juga bersiap untuk kemungkinan tidak tercapainya kesepakatan yang memuaskan demi membela kepentingan Eropa. Von der Leyen menyampaikan pernyataan itu saat berkunjung ke Aarhus.
Mengingat tenggat waktunya adalah pada 9 Juli, dia menekankan bahwa perdagangan antara UE dan AS mencapai 1,5 triliun euro (1 euro = Rp19.080). "Ini merupakan tugas yang sangat besar," ujarnya, sebagaimana dikutip dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh Komisi itu.
Dengan menekankan bahwa tujuannya adalah untuk mencapai "kesepakatan berdasarkan prinsip," von der Leyen mengakui bahwa tidak mungkin untuk mencapai sebuah kesepakatan yang terperinci dalam jangka waktu singkat mengingat skala perdagangan yang sangat besar di antara kedua belah pihak.
Dirinya memperingatkan bahwa jika perundingan itu gagal, UE tidak akan ragu-ragu untuk menerapkan langkah-langkah pembalasan. "Kami menginginkan solusi yang dinegosiasikan," ujarnya,
"Namun, Anda semua tahu bahwa pada saat bersamaan, kami juga mempersiapkan diri untuk kemungkinan tidak tercapainya kesepakatan yang memuaskan. Semua instrumen sudah dipersiapkan," tambah von der Leyen.
Komisioner Eropa untuk Perdagangan dan Keamanan Ekonomi Maros Sefcovic saat ini sedang berada di Washington, mengadakan diskusi dengan perwakilan perdagangan AS dalam upaya untuk mencapai sebuah kesepakatan.
Sementara itu, Kanselir Jerman Friedrich Merz juga mendesak kedua belah pihak untuk mencapai "sebuah kesepakatan yang cepat dan sederhana," menekankan bahwa kesepakatan semacam itu sangat penting untuk sektor-sektor utama, termasuk farmasi, teknik, dan manufaktur otomotif.
Saat ini, AS memberlakukan tarif sebesar 25 persen terhadap mobil dan suku cadang otomotif dari UE, serta tarif sebesar 50 persen terhadap produk baja dan aluminium.
Selain itu, AS juga tengah mempertimbangkan untuk memperluas cakupan tarif tersebut hingga mencakup produk kayu, komponen kedirgantaraan, farmasi, semikonduktor, dan mineral penting.
Pewarta: Xinhua
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.