Tradisi Seribu Ketupat Desa Ngempkak upaya lestarikan sumber air

1 month ago 4
Dalam tradisi tersebut masyarakat membawa ketupat dan juga nasi tumpeng ke sekitar aliran Sungai Lenging di Dusun Gedongan, Desa Ngemplak. Kemudian mereka melakukan doa bersama

Temanggung (ANTARA) - Tradisi Seribu Ketupat di Dusun Gedongan, Desa Ngemplak, Kandangan, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, sebagai upaya pelestarian sumber mata air yang selama ini dimanfaatkan oleh masyarakat.

Kepala Desa Ngemplak, Kecamatan Kandangan Sri Astuwidi Subayo di Temanggung, Jumat, menyampaikan kegiatan ini sebagai rasa syukur kepada Tuhan YME pascapanen di daerah ini.

Dalam tradisi tersebut masyarakat membawa ketupat dan juga nasi tumpeng ke sekitar aliran Sungai Lenging di Dusun Gedongan, Desa Ngemplak. Kemudian mereka melakukan doa bersama, setelah itu mereka makan bersama tumpeng yang dibawa, sedangkan ketupat diperebutkan warga.

Baca juga: Perayaan Syawalan di Kabupaten Kudus diwarnai kirab seribu ketupat

Ia menuturkan air di aliran sungai ini bisa menjadi masalah, kalau tidak bisa bijaksana akan menjadi panas , karena pada rebutan air akhirnya menjadikan perselisihan dengan saudara atau tetangga.

"Oleh karena itu kami melestarikan tradisi tersebut dengan nyadran seribu ketupat, dengan harapan aliran air di Sungai Lenging ini tetap lestari untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Ngemplak dan sekitarnya," katanya.

Ia menyampaikan tradisi tahunan ini bagian pelestarian budaya dengan latar belakang terkait dengan pelestarian air yang menjadi sumber air bagi pertanian dan penghidupan masyarakat sekitar.

"Untuk orang-orang yang diberikan kesempatan menggunakan air ini tentunya mendoakan warga Gedongan, mudah-mudahan selalu mendapatkan rezeki yang berlimpah," katanya.

Baca juga: Masyarakat Madura melestarikan tradisi "tellasan katopa'"

Baca juga: Ketika sapi makan enak dan menebar wangi di lereng Merapi

Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |