Kemenkes: Masalah kesehatan CKG didominasi kurangnya aktivitas fisik

1 hour ago 1

Jakarta (ANTARA) -

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyampaikan bahwa masalah kesehatan yang paling banyak ditemukan pada peserta program Cek Kesehatan Gratis (CKG), khususnya pada kategori usia dewasa adalah aktivitas fisik yang kurang.

“Pada usia dewasa, itu yang paling banyak masalahnya adalah tingkat aktivitas fisik kurang,” kata Direktur Jenderal (Dirjen) Kesehatan Primer dan Komunitas Kemenkes Maria Endang Sumiwi dalam konferensi pers yang digelar oleh Kementerian Kesehatan bersama Badan Komunikasi Pemerintah di Jakarta, Kamis.

Diketahui, intensitas aktivitas fisik yang kurang dapat meningkatkan risiko seseorang menderita penyakit tidak menular, seperti penyakit jantung, stroke, diabetes tipe 2, dan obesitas. Selain itu, kurangnya aktivitas fisik juga berdampak pada kebugaran fisik dan mental, seperti otot lemah, tulang rapuh, metabolisme melambat, peningkatan stres, kualitas tidur buruk, dan tubuh mudah lelah.

Baca juga: Dokter tekankan pentingnya aktivitas fisik agar lansia tetap produktif

"Kebiasaan beraktivitas fisik itu harus kita bangun kembali, karena 95 persen aktivitas fisik masyarakat Indonesia kurang," ujar dia.

Kemudian, masalah kesehatan lainnya yang banyak ditemukan dalam program CKG di kategori dewasa adalah penyakit gigi, lingkar perut, obesitas, dan tekanan darah tinggi atau hipertensi.

Maria mengungkapkan sejumlah masalah kesehatan yang ditemukan dari peserta CKG kategori lainnya, di antaranya adalah pada kategori lansia.

Dalam kategori tersebut, masalah kesehatan yang banyak ditemukan adalah aktivitas fisik yang kurang, masalah gigi, hipertensi, lingkar perut, dan gangguan kognitif yang merupakan penurunan fungsi otak berkaitan dengan cara berpikir, nalar, memproses informasi, mengingat, atau memecahkan masalah.

Pada kategori bayi baru lahir, masalah kesehatan yang banyak ditemukan adalah berat badan saat lahir yang rendah, kelainan saluran empedu, penyakit jantung bawaan kritis, hipotiroid kongenital atau kelainan akibat kekurangan hormon tiroid, dan defisiensi enzim G6PD atau kelainan genetik seumur hidup yang menyebabkan tubuh kekurangan enzim glukosa-6-fosfat dehidrogenase (G6PD) yang penting untuk melindungi sel darah merah.

Kemudian, sejumlah masalah kesehatan yang ditemukan dalam CKG pada kategori usia balita dan anak prasekolah adalah penyakit gigi, stunting, gizi kurang, anemia, dan perkembangan yang tidak normal.

Baca juga: Rekomendasi aktivitas fisik untuk lansia agar tubuh tetap fit

Baca juga: Kebiasaan makan sehat dan aktivitas fisik bisa cegah dini diabetes

Untuk mengatasi beragam masalah kesehatan itu, Maria mengingatkan masyarakat untuk mulai rajin berolahraga, mengurangi makanan atau minuman yang manis, terlalu asin dan berlemak, hingga rajin menggosok gigi untuk menghindari penyakit gigi.

Sementara penyakit yang membutuhkan penanganan, seperti hipertensi, pemerintah akan menyediakan obat yang sesuai.

"Kalau sudah terdeteksi, tadi kita lihat beberapa sudah terdeteksi, termasuk hipertensi. Pasti dikasih obat pada saat itu. Dikasih obat itu untuk mencegah supaya nanti tidak makin parah," ujar dia.

Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |