Jakarta (ANTARA) - Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Mabes TNI Mayjen TNI (Mar) Freddy Ardianzah mengatakan hingga saat ini pihaknya telah mendistribusikan 1.547,34 ton bantuan logistik untuk korban banjir di Sumatera.
"Untuk rekapitulasi keseluruhan bantuan logistik yang dibawa dari udara maupun dibawa oleh KRI, itu ada total bantuan logistik sejumlah 1.546,34 ton," kata Freddy dalam jumpa pers yang dilakukan di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat.
Freddy menjelaskan bantuan tersebut telah dikirim sejak awal proses evakuasi yang dilakukan personel TNI di lapangan.
Dia mengatakan, logistik itu telah dikirim melalui jalur udara dengan mengerahkan 18 pesawat angkut dan 36 helikopter.
Dia melanjutkan untuk pesawat angkut sendiri berperan mengantar logistik ke bandara terdekat dari lokasi banjir. Selain itu, pesawat angkut juga berperan mengantar logistik ke titik lokasi banjir secara langsung dengan metode airdrop atau helibox.
"Sejauh ini sudah 1,1 ton logistik yang kita antar menggunakan sistem air drop menggunakan teknik heli box, kemudian 17,22 ton itu kita drop dengan menggunakan teknik low cost low altitude menggunakan parasut," jelas Freddy.
Sedangkan helikopter dikerahkan untuk mengantar logistik dari posko bencana bandara atau KRI ke titik lokasi banjir.
Untuk jalur laut sendiri, lanjut Freddy, TNI AL telah mengerahkan 14 kapal perang Republik Indonesia (KRI) untuk mengantar logistik ke Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Aceh.
Ke-14 KRI itu terdiri dari dua KRI rumah sakit untuk menampung korban banjir yang butuh perawatan, serta KRI Bontang 907 guna mendistibusikan bahan bakar solar untuk menghidupkan genset di lokasi bencana.
Freddy melanjutkan, hingga saat ini seluruh alutsista itu masih bergerak untuk mengantar logistik. Jumlah logistik yang dikirim pun dipastikan akan terus bertambah selama posko bencana TNI masih dibuka.
Dia memastikan aktivitas tersebut akan terus berlangsung hingga situasi di lokasi bencana Sumatera kondusif.
Pewarta: Walda Marison
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































