Jakarta (ANTARA) - Dalam ajaran Islam, pernikahan bukan hanya hubungan fisik semata, tetapi juga bentuk ibadah yang mulia dan sarana meraih ketenangan jiwa. Rumah tangga yang harmonis tidak tercipta begitu saja, melainkan dibangun atas dasar cinta, kasih sayang, dan tanggung jawab yang dituntun oleh ajaran syariat.
Islam mengajarkan bahwa kehidupan suami istri harus dilandasi dengan saling pengertian, tolong-menolong dalam kebaikan, serta menjaga akhlak dan adab dalam berinteraksi.
Melalui panduan dari Al-Quran dan teladan Nabi Muhammad SAW, umat Islam diajarkan bagaimana membina keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah.
Berikut ini akan mengulas berbagai tips Islami untuk membangun dan menjaga keharmonisan rumah tangga sepanjang perjalanan pernikahan, yang telah dihimpun dari berbagai sumber.
Tips Islami menjalin hubungan dalam membangun rumah tangga yang harmonis
1. Peran suami dalam membimbing rumah tangga dengan nilai-nilai agama
Allah SWT berfirman dalam Al-Quran:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka." (QS. At-Tahrim: 6)
Dalam menafsirkan ayat tersebut, Adh-Dhahak dan Maqatil mengatakan:
حَقُّ عَلَى المسْلِمِ أَنْ يُعَلِّمَ أَهْلَهُ، مِنْ قُرَابَتِهِ وَإِمَائِهِ وَعَبِيْدِهِ، مَا فَرَضَ اللهُ عَلَيْهِمْ، وَمَا نَهَاهُمُ اللهُ عَنْهُ
Artinya: "Menjadi kewajiban bagi seorang Muslim untuk mengajarkan keluarganya, termasuk kerabatnya, budak laki-laki maupun perempuan, tentang hal-hal yang diwajibkan oleh Allah dan apa yang dilarang oleh-Nya." (HR. Ath-Thabari, sanadnya shahih dari jalur Said bin Abi ‘Urubah, dari Qatadah. Lihat Tafsir Al-Quran Al-‘Azhim, 7:321)
Dengan kata lain, suami sebagai pemimpin keluarga memiliki tanggung jawab besar untuk membimbing anggota keluarganya dalam hal agama, mulai dari mengajak anak-anak mendirikan shalat hingga menanamkan akhlak Islam sesuai dengan teladan Nabi Muhammad SAW.
2. Peran istri dalam ketaatan kepada suami
Kebahagiaan rumah tangga salah satunya terwujud dari ketaatan istri kepada suami. Istri yang taat akan membawa ketenangan dan kebahagiaan bagi suaminya, sebagaimana disebutkan dalam hadits:
قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ النِّسَاءِ خَيْرٌ قَالَ الَّتِي تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ، وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ، وَلَا تُخَالِفُهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهَا بِمَا يَكْرَهُ
Artinya: "Pernah ditanyakan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Siapakah wanita yang paling baik?’ Beliau menjawab, ‘Yaitu yang menyenangkan hati suaminya ketika dipandang, menaati suaminya ketika diperintah, dan tidak menyalahi suami dalam hal dirinya maupun hartanya dengan sesuatu yang tidak disukai.” (HR. An-Nasai, no. 3231; Ahmad, 2:251. Dinyatakan hasan shahih oleh Syaikh Al-Albani)
Istri yang memiliki sifat seperti ini bahkan dijanjikan kemuliaan besar, yaitu kesempatan untuk memasuki surga dari pintu mana pun yang ia kehendaki. Hadits ini menunjukkan betapa mulianya kedudukan istri yang taat dan menjaga keharmonisan rumah tangga-nya sesuai syariat Islam.
3. Selalu bersyukur dan saling menjaga ibadah
Islam senantiasa menanamkan pentingnya bersyukur dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam berumah tangga. Rasa syukur kepada Allah SWT mampu menghadirkan ketenangan dan memperindah setiap dinamika dalam keluarga. Ketika masalah muncul, hati yang penuh syukur akan tetap tegar dan tidak mudah goyah dari jalan kebenaran.
Di samping itu, sesama anggota keluarga memiliki peran untuk saling menjaga kualitas ibadah. Saling mengingatkan dalam kebaikan menjadi bagian dari upaya menciptakan rumah tangga yang dekat dengan Allah SWT.
4. Niat yang tulus dan mengharap ridha Allah
Dalam Islam, setiap amal perbuatan dimulai dengan niat. Begitu pula dengan pernikahan, harus dilandasi dengan niat yang tulus karena Allah SWT.
Bukan semata untuk meraih kebahagiaan dunia, tetapi sebagai bentuk ibadah dan sarana mendekatkan diri kepada-Nya. Niat yang ikhlas akan menuntun pasangan untuk menghadapi ujian rumah tangga dengan sabar dan lapang dada.
Ketika tujuan utama pernikahan adalah meraih ridha Allah, maka kehidupan berkeluarga akan terasa lebih kokoh dan dipenuhi keberkahan serta keharmonisan.
5. Menjalin komunikasi yang terbuka dan jujur
Salah satu pilar penting dalam menjaga keutuhan rumah tangga adalah komunikasi. Rasulullah SAW menjadi teladan dalam berkomunikasi dengan lembut, penuh cinta, dan menghargai perasaan istrinya.
Keterbukaan dalam mengungkapkan isi hati baik berupa harapan, perasaan, maupun kekhawatiran akan mencegah kesalahpahaman. Dengan menjalin komunikasi yang hangat dan jujur, hubungan pasangan suami istri akan tumbuh dalam kedekatan dan keharmonisan.
6. Bersabar dan mudah memaafkan
Setiap keluarga pasti akan diuji dengan masalah. Namun, yang membedakan keluarga yang kokoh adalah cara mereka menyikapi cobaan tersebut. Dalam Islam, kesabaran dan kelapangan hati untuk memaafkan menjadi kunci menyelesaikan persoalan.
Rasulullah SAW bersabda, “Orang yang paling baik di antara kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya, dan aku adalah yang terbaik terhadap keluargaku.” (HR. Tirmidzi). Ketika suami istri saling bersabar dan memaafkan, persoalan yang muncul tidak akan berkembang menjadi konflik yang merusak.
7. Menyatukan hati melalui ibadah bersama
Ibadah tidak hanya menjadi bentuk penghambaan kepada Allah SWT, tetapi juga menjadi sarana menguatkan ikatan batin dalam keluarga. Melakukan ibadah secara bersama-sama seperti salat berjamaah, tilawah Al-Quran, atau berdoa berdua dapat menumbuhkan kedekatan spiritual antara suami istri.
Momen-momen ini bisa menjadi waktu yang penuh berkah untuk saling mendoakan dan menguatkan satu sama lain. Dengan menjadikan ibadah sebagai rutinitas bersama, cinta dalam rumah tangga akan semakin terpelihara dalam ridha Allah.
Baca juga: Panduan menjaga hubungan harmonis sejak hari pertama nikah
Baca juga: Jangan cerai dulu, coba atasi masalah rumah tangga dengan 8 cara ini
Baca juga: 10 tanda pernikahan yang mulai tidak sehat
Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025